92 Pasien HIV di Kota Probolinggo Masih Dalam Pengobatan Aktif Sepanjang 2024

Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo mencatat sebanyak 92 pasien HIV/AIDS yang masih menjalani pengobatan aktif (Duh/Pers)

Share

SUARAGONG.COM – Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo mencatat sebanyak 92 pasien HIV/AIDS yang masih menjalani pengobatan aktif. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati, pada Kamis, 16 April 2025.

92 Pasien HIV di Kota Probolinggo Masih Dalam Pengobatan

“Di tahun 2024 kami mencatat ada 92 pasien dengan status pengobatan aktif,” jelas dr. Nurul atau yang akrab disapa dr. Ida. Pasien-pasien ini tengah menjalani pengobatan khusus yang disediakan oleh pemerintah melalui fasilitas kesehatan.

Poli Khusus untuk Pasien HIV/AIDS

Penanganan penyakit HIV/AIDS di Kota Probolinggo ditangani secara khusus melalui layanan Poli Khusus yang tersedia di sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Layanan ini dibuat agar pasien dapat memperoleh penanganan medis secara maksimal.

“Ada poli khusus yang menangani penyakit khusus pak, seperti HIV-AIDS,” tuturnya.

Obat yang diberikan bukanlah penyembuh, melainkan penekan perkembangan virus agar pasien bisa tetap sehat dan menjalani kehidupan yang produktif.

Baca JugaHIV/AIDS: Tantangan Global yang Belum Terselesaikan

Obat Bukan Penyembuh Tapi Penguat Daya Tahan

dr. Ida menegaskan bahwa hingga kini belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Namun, pengobatan rutin dapat membantu pasien tetap sehat dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang.

“Obatnya memang tidak menyembuhkan, tapi bisa menjadikan pasien sehat dan hidup lebih lama,” jelasnya.

Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS secara tepat.

Upaya pencegahan terus digencarkan oleh Dinkes melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi angka penularan HIV/AIDS, terutama di kalangan usia produktif dan remaja.

“Makanya kita memerlukan sosialisasi bahaya HIV-AIDS terus. Mencegah akan lebih baik,” ucapnya.

Penyuluhan dilakukan tidak hanya di fasilitas kesehatan, tetapi juga di sekolah-sekolah, komunitas, dan media sosial agar lebih menjangkau generasi muda.

Baca Juga : Gaes !!! Lonjakan Kasus HIV/AIDS di Kalangan Usia Produktif, Ini Penjelasan Pakar Imunologi Unair

Pentingnya Gaya Hidup Aman dan Edukasi Seksual

HIV/AIDS umumnya menular melalui hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, serta dari ibu ke anak. Oleh karena itu, edukasi kesehatan reproduksi sangat penting.

“Sebab, HIV ini kan menular. Melalui hubungan seksual dengan ganti-ganti pasangan, melalui suntikan, pemakaian narkoba bahkan ibu dengan penderita HIV,” tandas dr. Ida.

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar dan lengkap agar tidak salah langkah dalam menjaga kesehatan dirinya.

Dalam menangani HIV/AIDS, Dinkes juga menggandeng berbagai pihak, seperti institusi pendidikan, komunitas, organisasi masyarakat, dan tokoh agama. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat penyebaran informasi dan menghilangkan stigma terhadap ODHA.

Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin besar pula dampak positif yang bisa dihasilkan dalam memerangi HIV/AIDS di Kota Probolinggo. (aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News