SUARAGONG.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya soal perut kenyang. Lebih penting dari itu, bagaimana setiap paket makanan MBG ini benar-benar memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai tujuan program.
Gizi dalam Sepaket MBG
Ahli gizi dari SPPG Kromengan Jatikerto, Aprilia, menjelaskan bahwa dalam satu paket MBG, nasi memang sering jadi pilihan utama karbohidrat. Namun, bukan berarti karbohidrat hanya bisa dipenuhi dari nasi saja.
“Roti, mie, dan bahan lain juga bisa menjadi sumber karbohidrat. Tapi ingat, bukan hanya karbo yang kita bicarakan. Ada protein, serat, juga buah yang harus melengkapi. Intinya harus seimbang,” jelasnya.
Aprilia menegaskan bahwa satu paket MBG harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, dan energi. Komposisi ini pun tidak bisa dipukul rata, sebab kebutuhan gizi anak berbeda-beda sesuai usia dan jenjang pendidikan.
“Untuk TK atau PAUD, porsinya memang kecil tapi nutrisinya padat. Sedangkan untuk SD, SMP, hingga SMA, porsinya bertambah dengan hitungan gizi yang disesuaikan lagi,” tambahnya.
Baca Juga : SPPG Kromengan Jadi yang Terbanyak Layani Sekolah
Manfaatkan Bahan Lokal
Selain komposisi gizi, SPPG juga memperhatikan bahan pangan lokal. Pemanfaatan bahan dari sekitar dianggap lebih efisien, segar, dan sesuai dengan kebiasaan konsumsi masyarakat.
“Kami usahakan menggunakan bahan yang familiar. Kalau bahan terlalu asing, takutnya anak-anak malah tidak terbiasa untuk makan,” jelas Aprilia.
Menurutnya, inti dari program MBG ada pada pemenuhan gizi, bukan sekadar membagi makanan. Karena itu, pengawasan kualitas bahan dan ketepatan komposisi gizi menjadi ujung tombak agar manfaat program benar-benar sampai pada anak-anak. (AYE)