Aksi Teatrikal Jalan Rusak: Warga Tiris Lakukan Aksi “Mati Suri”

Seorang pria dari Desa Wedusan, Kab Probolinggo, menggelar aksi teatrikal dengan berpura-pura "mati suri" di tengah jalan rusak (Duh/Pers)

Share

SUARAGONG.COM – Cara unik dilakukan warga untuk menyuarakan keresahan atau Protes terhadap infrastruktur jalan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki. Seorang pria dari Desa Wedusan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, menggelar aksi teatrikal dengan berpura-pura “mati suri” di tengah jalan rusak sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan yang sudah lama rusak parah.

Aksi teatrikal jalan rusak ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah ke TikTok. Dalam video yang beredar, pria yang dikenal dengan sapaan Pak Kumis tampak berbaring di tengah jalan berlumpur dengan tubuh sebagian tertimbun tanah, lengkap dengan kain kafan dan batu nisan bertuliskan “Mati Suri Pak Kumis 2025.”

Sambil menahan tangis, ia melontarkan kalimat yang menyayat, “Aku mati suri karena tak dianggap di akhirat karena jalannya rusak seperti ini. Aku mati karena jatuh. Mulai zaman Pak Harto dijanjikan terus, kalau jalan ini diperbaiki aku mau hidup lagi.”

Sindiran Satir untuk Pemerintah

Aksi Pak Kumis bukan hanya lucu tapi menyentuh hati. Ia secara simbolik menyampaikan bahwa harapan warga terhadap perbaikan jalan sudah “dikubur” sejak lama. Pesan yang tersirat begitu kuat: masyarakat sudah terlalu sering dijanjikan perbaikan, namun tak kunjung terealisasi.

Warga sekitar menyebut kondisi jalan di Desa Wedusan sudah rusak selama bertahun-tahun. Setiap musim hujan, jalan berubah menjadi kubangan lumpur, membahayakan pengguna, khususnya anak sekolah dan petani yang melintas setiap hari.

Kreativitas sebagai Bentuk Protes Damai

Respons publik terhadap aksi ini sangat positif. Banyak warganet mengapresiasi cara kreatif dan damai yang dilakukan oleh Pak Kumis. Di tengah era digital, protes tak selalu harus turun ke jalan. Lewat video singkat yang emosional, pesan bisa menyebar luas dan menyentuh siapa saja—termasuk pemangku kebijakan.

“Ini bentuk kritik yang cerdas dan damai. Semoga pemerintah segera turun tangan,” tulis salah satu warganet dalam kolom komentar video tersebut.

Baca Juga : Pemkab Probolinggo: Rp 10 Miliar Perbaikan Infrastruktur Pascabanjir

Pemerintah Didesak Segera Bertindak

Dengan semakin meluasnya perhatian publik terhadap aksi ini, masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Probolinggo segera merespons. Jalan sebagai infrastruktur dasar memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari mobilitas, pendidikan, hingga ekonomi masyarakat desa.

Pemerintah desa pun menyatakan siap berkolaborasi dengan pihak terkait untuk percepatan perbaikan jalan. Warga tak ingin lagi hanya menerima janji—mereka ingin bukti nyata.

Aksi “mati suri” ini menjadi pengingat bahwa ketika suara warga tak didengar, kreativitas bisa menjadi senjata paling ampuh untuk menyampaikan pesan.
(Duh/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News