Anak Babi Bermata Satu Di NTT, Mirip Among Us

Anak babi mata satu di NTT yang mirip dengan karakter Among Us

Share

SUARAGONG.COM Kelahiran anak babi bermata satu di Desa Oelami, Timor Tengah Utara, NTT, menjadi viral di media sosial.  Anak babi tersebut memiliki satu mata di tengah wajah, mulut mirip paruh burung, dan kepala yang dianggap mirip manusia. 

Kehebohaan Anak Babi Bermata Satu Menarik Perhatian Warga

Kejadian ini menarik perhatian banyak warga yang datang untuk melihat langsung.  Dari tiga anak babi yang lahir, hanya satu yang mengalami kelainan ini, sementara dua lainnya normal.

Menanggapi fenomena ini, pemilik anak babi akhirnya angkat bicara untuk menjelaskan fakta serta nasib hewan tersebut saat ini. Keanehan fisik anak babi tersebut menarik perhatian warga sekitar. 

Baca Juga: Drake Lempar Sandal ke Drone, Kejadian Viral yang Diduga Rekayasa

Banyak yang berbondong-bondong datang untuk melihat langsung sosok anak babi yang dianggap tidak biasa.

Kehebohan ini membuat pihak kepolisian turun tangan untuk mencegah penyebaran hoaks dan himbauan agar masyarakat berpikir rasional. Kapolsek Miomaffo Timur, Ipda Aris Salama, meminta warga tidak mudah percaya pada spekulasi yang tidak berdasar.

Sindrom Cyclopia : penyebab Kelainan Pada Anak Babi Yang Langka

Secara ilmiah, kondisi anak babi ini kemungkinan disebabkan oleh sindrom siklopia atau cyclopia. Sindrom ini merupakan gangguan pertumbuhan janin yang menyebabkan kelainan pada pembentukan mata.

Hewan dengan kondisi kelahiran seperti ini disebut cyclopia, yakni kelainan bawaan langka yang ditandai kegagalan di bagian depan otak untuk membagi orbit mata menjadi dua rongga. Ini terjadi dalam spektrum cacat otak dan wajah yang dikenal sebagai holoprosencephaly.

Baca Juga: Apa Itu Meme Brainrot? Berikut 4 Fakta Meme Khas Gen Alpha Ini

Sebagian besar kasus cyclopia terjadi pada mamalia seperti kambing dan kucing. Dalam beberapa kasus yang sangat langka, kondisi ini juga bisa terjadi pada bayi manusia.

Cyclopia merupakan kelainan genetik yang telah dijelaskan secara ilmiah dan terjadi pada berbagai spesies hewan, termasuk babi. 

Kondisi ini bukan merupakan fenomena supranatural atau pertanda mistis apapun.  Penting untuk selalu mengacu pada penjelasan ilmiah dan menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat. (Ls/PGN)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News