KEDIRI, SUARAGONG.COM – Bandara Dhoho Kediri ekonomi dinilai punya potensi besar buat jadi mesin penggerak pemulihan daerah. Hal ini disampaikan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Khusnul Arif, yang mendorong kehadiran pemerintah agar manfaat bandara ini benar-benar terasa luas.
Kapan Bandara Dibuka Kembali
Menurut Khusnul, dibukanya kembali operasional Bandara Dhoho pada 10 November 2025 kemarin bukan cuma seremoni. Ini momen penting yang harus dimaksimalkan buat ngangkat ekonomi daerah.
“Sekarang Bandara Dhoho sudah beroperasi lagi. Harapannya jelas, penerbangan harus berkelanjutan, maskapai nambah, rute juga makin banyak,” kata Khusnul.
Baca juga: Operasional Bandara Jember Menuju Layanan Standar Nasional
Bandara Dhoho Kediri Ekonomi Harus Lebih dari Sekadar Penerbangan
Khusnul menegaskan, Bandara Dhoho Kediri ekonomi jangan dipersempit cuma sebagai pintu keluar-masuk pesawat. Lebih dari itu, bandara ini harus jadi pemantik pertumbuhan ekonomi, pariwisata, sampai UMKM.
“Bandara Dhoho ini harus kasih dampak nyata buat ekonomi dan UMKM. Jangan berhenti cuma jadi tempat naik-turun pesawat,” tegasnya.
Sebagai Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim, Khusnul juga mengingatkan bahwa bandara ini tidak seharusnya hanya menguntungkan Kota dan Kabupaten Kediri saja.
Baca juga: Gus Fawait Ukir Sejarah Bandara Notohadinegoro Siap Beroprasi
Bandara Dhoho Bukan Cuma Milik Kediri
Politisi Partai NasDem ini menilai Bandara Dhoho terlalu kecil kalau hanya diproyeksikan untuk Kediri. Menurutnya, bandara ini harus jadi milik bersama setidaknya 13 kabupaten dan kota di sekitarnya.
“Kalau cuma buat Kediri, sayang banget. Bandara ini harus dirasakan Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Nganjuk, dan daerah lain. Semua harus merasa punya,” lanjutnya.
Wilayah yang dimaksud mencakup Kota dan Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, hingga Nganjuk, bahkan masyarakat Jawa Timur secara umum.
Baca juga: Jepang Resmikan Bandara Hello Kitty, Sambut Wisatawan Selama Expo 2025
Pemprov Jatim Diminta Jadi Dirijen
Agar Bandara Dhoho Kediri ekonomi benar-benar hidup, Khusnul menilai Pemprov Jatim harus turun tangan langsung. Bukan cuma mengandalkan pemerintah daerah setempat.
“Pemprov Jatim harus jadi dirijen. Harus ada intervensi ke 13 kepala daerah supaya bareng-bareng bikin daya tarik. Biar investor masuk, pariwisata naik, UMKM ikut tumbuh,” jelasnya.
Menurutnya, kunci sukses sebuah bandara bukan cuma soal landasan dan pesawat, tapi soal ekosistem ekonomi yang ikut bergerak.
Baca juga: Dua Bandara di Indonesia Masuk 100 Bandara Terbaik Dunia
Tantangan Investasi dan Wisata Harus Ikut Hidup
Khusnul menyebut tantangan utama Bandara Dhoho ada pada kesiapan daerah dalam menghadirkan peluang investasi dan destinasi wisata yang menarik.
“Transportasinya sudah ada. Sekarang PR-nya, destinasi wisatanya harus digairahkan. Kalau enggak, ya bandara sepi,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa saat ini beberapa destinasi wisata di Kediri masih dalam kondisi lesu. Karena itu, kolaborasi lintas daerah dan dukungan pemerintah provinsi jadi kunci supaya Bandara Dhoho benar-benar jadi motor penggerak ekonomi kawasan. (wahyu/dny)