BBM Bobibos Viral, Diklaim dari Jerami dan Ada Peran DPR

Jagat media sosial dibuat heboh oleh kemunculan bahan bakar minyak (BBM) baru bernama Bobibos, yang diklaim dari Jerami dan ada Peran DPR?

Share

SUARAGONG.COM – Jagat media sosial dibuat heboh oleh kemunculan bahan bakar minyak (BBM) baru bernama Bobibos, produk yang diklaim mampu mengubah jerami menjadi bensin dan solar berkualitas tinggi. Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos, tiba-tiba ramai dibicarakan karena klaim bahwa satu hektare jerami bisa menghasilkan hingga 3.000 liter bahan bakar.

BBM Baru Bobibos: Bahan Bakar Organik dari Jerami?

Produk ini dikembangkan oleh PT Inti Sinergi Formula, perusahaan di bawah holding PT Sultan Sinergi Indonesia. Menariknya, direksi holding tersebut turut melibatkan nama politikus: Mulyadi, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra, yang juga tercatat sebagai pembina Bobibos.

Klaim: Jerami Bisa Jadi BBM RON 98

Founder Bobibos M. Ikhlas menyebut perusahaannya sukses merancang teknologi yang mampu mengolah jerami menjadi bahan bakar nabati. Prosesnya, kata Ikhlas, melibatkan ekstraksi biokimia, mesin khusus, serta penyuntikan serum tertentu.

“Jerami dari 1 hektare sawah bisa hasilkan 3.000 liter BBM Bobibos,” klaim Ikhlas.

Ia juga menyebut Bobibos memiliki nilai oktan setara RON 98, ramah lingkungan, dan telah diuji pada berbagai kendaraan—termasuk mobil diesel. Bahkan, menurut klaimnya, efisiensi konsumsi BBM turut meningkat.

“Di Fortuner yang kami pakai—diesel ya, 1 liter:10 km jadi 1 liter:14 km,” ungkapnya.

Baca Juga : Jerami Sawah Bisa Jadi BBM? Yuk Kenalan Dengan Bobibos!

Isu Peran Anggota DPR

Nama Bobibos makin ramai diperbincangkan karena keberadaan Mulyadi sebagai salah satu pembinanya. Di tengah sorotan publik terhadap konflik kepentingan pejabat dengan bisnis energi, Bobibos pun mendapat perhatian ekstra.

Dalam peluncuran produk, Mulyadi sempat menyebut Bobibos telah menjalani sertifikasi resmi di bawah Kementerian ESDM. Namun, klaim ini segera dibantah pemerintah.

ESDM: Belum Ada Sertifikasi untuk Bobibos

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman meluruskan bahwa Bobibos belum mendapat sertifikasi apa pun. Menurutnya, BBM tersebut baru menjalani pengujian laboratorium di Lemigas, bukan sertifikasi yang memungkinkan produk dijual secara luas.

“Saya luruskan, ini belum disertifikasi,” kata Laode, menolak anggapan bahwa Bobibos telah lulus proses resmi.

Lebih lanjut, Laode menjelaskan bahwa proses sertifikasi BBM memerlukan uji minimal delapan bulan, mencakup parameter teknis dan keamanan penggunaan. Ia tidak bersedia membocorkan hasil uji karena bersifat rahasia.

Laode menegaskan, rangkaian uji laboratorium tidak otomatis menjadikan BBM tersebut layak edar. Dengan kata lain, Bobibos belum bisa dipasarkan sebagai BBM resmi.

Viral Dulu, Validasi Belakangan

Fenomena Bobibos menunjukkan bagaimana produk baru bisa viral sebelum mendapat validasi ilmiah maupun regulasi lengkap. Klaim besar—mulai dari jerami berubah jadi bensin, efisiensi tinggi, hingga ramah lingkungan—masih harus menunggu pembuktian melalui proses sertifikasi panjang.

Sementara itu, polemik terkait peran politisi dalam bisnis energi turut membuat perbincangan makin ramai. Publik menunggu langkah resmi pemerintah dalam menilai keandalan Bobibos, sekaligus memastikan tidak ada klaim yang menyesatkan. (Aye/sg)