Gaes !!! Belum Seminggu, Israel Serang Markas PBB dan RS di Gaza

Share

SUARAGONG.COM Dalam waktu kurang dari seminggu, Israel telah melancarkan serangan di dua lokasi penting, yaitu markas pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon dan pengungsian Rumah Sakit Gaza di Palestina. Menurut laporan dari CNN Indonesia, UNIFIL mengungkapkan bahwa pada Minggu (13/10) sekitar pukul 4.30 waktu setempat, personel mereka di Ramyah telah mengamati peleton pasukan pertahanan Israel (IDF) melintasi garis biru menuju Lebanon.

Ketika pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava milik IDF menghancurkan gerbang utama posisi mereka dan secara paksa memasuki area tersebut. Dalam insiden tersebut, pasukan Israel beberapa kali meminta agar pangkalan tersebut mematikan lampu.

UNIFIL Ajukan Protes Terhadap Kehadiran Pasukan Israel di Lebanon

UNIFIL mengajukan protes resmi melalui mekanisme penghubung, menyatakan bahwa kehadiran pasukan Israel di sekitar markas mereka dapat membahayakan keselamatan personel penjaga perdamaian. Namun, hanya dua jam setelah protes tersebut, pasukan penjaga perdamaian melaporkan adanya tembakan yang terdengar beberapa kali dari arah utara sejauh 100 meter. Akibatnya, 15 personel UNIFIL mengalami dampak negatif.

“[Pasukan mengalami] iritasi kulit dan reaksi gastrointestinal setelah asap memasuki kamp,” lapor UNIFIL.

Selain itu, Israel juga dilaporkan menghentikan pergerakan logistik di dekat Meiss ej Jabal, sehingga area tersebut menjadi tidak dapat dilalui. Sebelumnya, pekan lalu, Israel juga melakukan serangan terhadap UNIFIL yang mengakibatkan beberapa pasukan terluka, termasuk tentara dari Indonesia.

Baca juga : Israel Tewaskan Pemimpin Hizbullah di Suriah

“Untuk keempat kalinya dalam beberapa hari terakhir, kami mengingatkan tentara IDF dan semua pihak terkait tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel serta properti PBB, serta menghormati keutuhan gedung PBB yang tidak boleh diganggu,” tegas UNIFIL.

Menanggapi serangan yang dianggap tidak bertanggung jawab itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk keras tindakan IDF terhadap UNIFIL. Juru bicaranya, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

“Personel UNIFIL dan posisi penempatannya tidak boleh menjadi sasaran. Dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan hari ini (Minggu), gerbang masuk posisi PBB juga sengaja diterobos oleh kendaraan lapis baja Israel,” ungkap Dujarric seperti dilansir dari Antara.

Tidak hanya PBB, negara-negara yang biasanya mendukung Israel, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Prancis, dan Italia, juga mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya tidak dapat dibenarkan. Presiden AS, Joe Biden, menekankan bahwa dia telah mendesak Israel untuk menghentikan penargetan terhadap pasukan penjaga perdamaian.

Namun, respons Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap protes dari negara-negara lain terkesan dingin. Dia meminta Guterres untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian dari jalur yang dianggap ‘berbahaya’, dengan klaim bahwa Hizbullah menggunakan UNIFIL sebagai ‘perisai manusia’. Di sisi lain, UNIFIL menolak untuk meninggalkan posisi mereka.

IDF Serang Kamp Pengungsi dan Rumah Sakit di Gaza

Setelah menyerang markas PBB UNIFIL di Lebanon pada Minggu (13/10), Israel kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Senin (14/10). Kali ini, serangan menghantam halaman Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, mengakibatkan kebakaran yang merenggut nyawa beberapa pengungsi. Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas, dan banyak lainnya menderita luka bakar serius.

Dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan, terekam momen di mana IDF membakar hidup-hidup seorang pemuda Palestina di area kamp pengungsian. Warga sekitar berteriak panik sambil berusaha memadamkan api. Pria berusia 20 tahun bernama Shaaban Al-Dalou tewas bersama ibunya dalam tragedi ini.

Baca juga : Makin Menggila, Israel Bombardir Distrik Kristen di Lebanon

Serangan tidak hanya menyasar Rumah Sakit Martir Al-Aqsa; IDF juga menyerang Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, yang banyak merawat anak-anak. UNICEF dalam laporannya menyatakan bahwa pemandangan anak-anak yang terbunuh dan terbakar, serta keluarga yang terusir dari tenda-tenda mereka akibat serangan, sangat mengerikan.

“Hal ini mengguncang dunia hingga ke dasarnya,” tulis UNICEF di akun media sosialnya.

Dilansir dari Antara, setidaknya empat korban jiwa dan 40 korban luka-luka dilaporkan setelah serangan tersebut. Tim medis berhasil mengevakuasi sejumlah korban, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Serangan terhadap kamp pengungsi di Deir al-Balah dan Rumah Sakit Al-Aqsa, yang dilaporkan membunuh 15 anak, lagi-lagi menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kekerasan yang memalukan ini terhadap anak-anak harus segera diakhiri,” tegas UNICEF. (acs)