Gaes !!! DPRD DKI: Setiap RT di Jakarta Wajib Miliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Share

SUARAGONG.COM Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, baru-baru ini menyerukan agar setiap Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebagai langkah antisipasi dini dalam menghadapi potensi kebakaran.

“Setiap RT harus memiliki APAR dan rutin mengisi ulang,” tegasnya saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (13/11). Menurut Khoirudin, penyediaan alat di setiap RT dapat mengurangi risiko meluasnya kebakaran dan meminimalkan kerugian bagi warga yang terdampak.

Khoirudin juga menjelaskan bahwa anggaran operasional yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada setiap RT dapat digunakan untuk membeli dan merawat APAR. “Saya harap dana operasional RT bisa dimanfaatkan untuk pembelian dan pemeliharaan APAR. Setidaknya satu per RT,” ujarnya.

Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam menyediakan alat pemadam kebakaran dasar di tingkat RT untuk melindungi warga dari ancaman kebakaran.

Baca juga : Teguh Setyabudi Resmi Menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta

Relawan Kebakaran Siap Beri Penyuluhan

Selain mendorong pengadaan APAR, Khoirudin meminta Relawan Kebakaran (Redkar) di bawah koordinasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta untuk memberikan edukasi kepada warga tentang cara penggunaan APAR. “Tujuannya agar warga siap dan mampu mengatasi situasi darurat jika terjadi kebakaran,” tambahnya.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, turut mendukung upaya ini dengan menambahkan bahwa pelatihan kebakaran perlu dilengkapi dengan pendidikan tentang pertolongan pertama. Alia menekankan pentingnya memberikan pelatihan khusus kepada pemuda agar mereka tahu langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat saat menghadapi situasi darurat kebakaran.

Sebagai tambahan informasi, data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat 2.286 insiden kebakaran terjadi di wilayah Jakarta sepanjang tahun 2023. Wilayah Jakarta Timur mencatatkan jumlah kasus tertinggi, yaitu 594 kejadian, diikuti oleh Jakarta Selatan dengan 573 kejadian. (acs)

 

 

Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news