SUARAGONG.COM – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) Sri Wahyuni menegaskan bahwa profesi perawat memiliki tanggung jawab berat. Sekaligus peran vital dalam pelayanan kesehatan. Selain dituntut memberikan perawatan yang tepat, para tenaga kesehatan juga harus siap siaga menghadapi kondisi darurat yang tidak menentu. Maka dari itu DPRD Jatim Mendorong Kesejahteraan Perawat dan menggagas program 1 desa 1 perawat demi layanan kesehatan maksimal di jawa timur.
Sri Wahyuni Dorong Kesejahteraan Perawat: Perawat Layak Dapat Perhatian Setara Guru
Dengan pengalaman 25 tahun sebagai perawat sejak 1999 hingga 2024, politisi Partai Demokrat ini memahami betul beratnya perjuangan para perawat di lapangan. Karena itu, ia mendorong peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan di Jawa Timur, terutama bagi perawat honorer dan perawat desa.
“Kalau guru mendapat perhatian, tenaga kesehatan pun harus. Mereka adalah garda terdepan pelayanan publik,” ujar Sri Wahyuni, Jumat (7/11/2025).
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat yang berencana menaikkan gaji guru. Menurutnya, sudah saatnya tenaga kesehatan mendapatkan pengakuan dan kesejahteraan yang setara, karena mereka turut berperan menjaga kualitas hidup masyarakat.
Baca Juga : Benjamin Kristianto Salut Kebijakan Penghapusan Denda Penunggak Iuran BPJS Kesehatan
Program “Satu Desa Satu Perawat”
Lebih lanjut, Sri Wahyuni menggagas program Satu Desa Satu Perawat sebagai solusi pemerataan layanan kesehatan di seluruh wilayah Jawa Timur. Dengan total 7.721 desa, program ini diharapkan mampu memperkuat sistem deteksi dini penyakit, mempercepat penanganan darurat, serta meningkatkan edukasi kesehatan masyarakat.
“Keberadaan perawat desa bukan hanya untuk menyembuhkan, tapi juga mendampingi masyarakat agar hidup lebih sehat,” tegasnya.
Selain sektor kesehatan, Sri Wahyuni juga aktif mengawal program kesejahteraan lainnya, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menegaskan pentingnya pengawasan agar program tersebut tepat sasaran dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Program yang bagus harus dikawal agar tepat sasaran. Karena yang kita perjuangkan bukan sekadar angka, tapi kehidupan masyarakat yang lebih baik,” pungkasnya. (Aye/sg)