MALANG, SUARAGONG.COM – Sebagai bagian dari Globalizing Universitas Brawijaya (UB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) menerima kunjungan akademik dari Peking University, Tiongkok. Kunjungan ini merupakan langkah UB dalam mengembangkan potensi kerjasama di bidang akademik dan industri berbasis budaya. Ada 12 rombongan mahasiswa yang di pimpin oleh Prof. Dr. Yong (Hardy) Xiang, Dekan Institute for Cultural Industries. Romongan tersebut mengunjungi UB selama sepekan, dimulai Senin hingga Minggu (3-9/2/2025).
FIB UB Terima Kunjungan Akademik Peking University: Kembangkan Industri Budaya
Dalam kunjungan ini, ada berbagai agenda akademik dan eksplorasi budaya yang direncanakan. Termasuk juga diadakannya Kuliah tamu FIB UB dan Prof Hardy. Ada juga Observasi langsung ke berbagai kampung tematik yang ada di malang raya. Untuk kampung tematik ini menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan industri kreatif berbasis budaya.
Salah satu agenda utama adalah pertemuan antara Peking University dengan pimpinan UB pada Selasa (4/2/2025) di Gedung Rektorat UB. Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., beserta jajaran pimpinan UB menyambut delegasi dari Tiongkok.
Turut hadir dalam pertemuan ini Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi), Prof. Agung Sugeng Widodo, S.T., M.T., Ph.D., serta Hamamah, Ph.D. (Dekan FIB UB).
Dalam presentasinya, Pantri Muthriana Erza Killan, Ph.D., menjelaskan bahwa UB saat ini adalah salah satu universitas terbesar di Indonesia dengan jumlah mahasiswa mencapai 48.000–50.000 orang, mencakup jenjang sarjana hingga pascasarjana.
Prof. Hardy Xiang menyatakan bahwa Peking University dan UB memiliki banyak kesamaan, terutama dalam penelitian industri budaya. Ia menekankan pentingnya kerja sama dalam pertukaran mahasiswa, penelitian, digitalisasi budaya, dan manajemen industri kreatif.
“Kami memiliki program studi terkait sejarah seni, film dan televisi, serta laboratorium kreativitas AI untuk industri budaya dan pertanian digital. Kami juga bekerja sama dengan UNESCO dalam pengembangan industri berbasis budaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengusulkan konferensi internasional bergilir antara Tiongkok dan Indonesia serta berbagai program akademik seperti joint publication, joint conference, visiting lecturer, dan adjunct professor program.
Baca Juga : FISIP UB Punya 2 Program Studi Baru
UB Sambut Peluang Kolaborasi
Rektor UB, Prof. Widodo, menyambut baik usulan kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat internasionalisasi UB.
“Kami ingin kerja sama ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak, baik dalam bidang penelitian, pertukaran akademik, maupun industri budaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Andi Kurniawan menambahkan bahwa UB memiliki program pendanaan riset, pertukaran mahasiswa, serta program UB STARS (Student Academic Research Scheme) yang memungkinkan mahasiswa UB melakukan penelitian di luar negeri.
“Kami juga memiliki program 3 in 1, yang melibatkan akademisi, profesional industri, dan praktisi dalam satu mata kuliah. Jika Peking University tertarik, kami bisa memasukkan institusi Anda dalam program ini,” jelasnya.
Baca Juga : Mahasiswa UB Raih Juara 1 di Roma dengan Aplikasi Manajemen Limbah Makanan
Membangun Ekosistem Industri Budaya
Kerja sama ini diharapkan dapat mengembangkan ekosistem industri budaya di Malang Raya sekaligus membuka peluang keterlibatan UB dalam proyek-proyek internasional.
“Saya sangat senang dengan diskusi ini. UB memiliki visi kuat dalam industri budaya, dan saya berharap kita bisa segera merealisasikan proyek-proyek bersama,” ujar Prof. Hardy.
Sebagai penutup, Rektor UB, Prof. Widodo, menyatakan harapannya agar kerja sama ini berlanjut dalam jangka panjang dan memberikan dampak nyata bagi kedua institusi.
“Kami siap bekerja sama dan memastikan bahwa kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi dunia akademik dan industri kreatif di Indonesia dan Tiongkok,” pungkasnya.
Dengan berbagai rencana yang telah disusun, kerja sama ini diharapkan membuka peluang baru dalam pengembangan industri budaya, digitalisasi, dan pertukaran akademik yang saling menguntungkan. (aye)
Baca Juga Artikel Berita Terbaru Lainnya Dari Suaragong di Google News