SUARAGONG.COM – Dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Malang, sebuah forum group diskusi (FGD) baru-baru ini digelar oleh akademisi Polinema, Profesor Mochammad Junus, dan Indra Lukmana Putra, yang berkolaborasi dengan Kepala UPT. Pengelolaan Sampah, Dr. Arif Dermawan, ST., MT. Diskusi ini mengangkat topik penting mengenai pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang. Yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada 2018 silam. TPA ini dinilai sangat baik dalam penataannya dan dianggap sebagai model yang patut dicontoh oleh kota-kota lain di Indonesia.
TPA Supit Urang sebagai Model Pengelolaan Sampah
Dengan luas sekitar 32 hektare, TPA Supit Urang telah dikelola dengan sangat baik. Disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang ada di sana. Penataan yang rapi dan terorganisir ini menjadikan TPA Supit Urang sebagai referensi utama dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Selain berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah, TPA Supit Urang juga akan dikembangkan menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), yang akan mengolah sampah menjadi produk Refuse-Derived Fuel (RDF), sebuah bentuk energi alternatif yang dihasilkan dari sampah.
Dalam diskusi tersebut, Dr. Arif Dermawan, ST., MT., menjelaskan pentingnya konsep “sanitary landfill” sebagai solusi sementara dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, dengan metode ini, sampah tidak akan menumpuk, mengurangi bau yang tidak sedap. Serta tidak menjadi beban bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
“Sanitary landfill adalah cara yang efektif agar sampah yang ada tidak tertimbun dan menimbulkan masalah,” ujar Arif.
Komitmen Pemkot Malang dalam Pengelolaan Sampah
Melalui diskusi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga menunjukkan komitmennya untuk terus mengelola sampah dengan cara yang lebih sistematis. Iwan, salah seorang anggota tim pengelolaan sampah Pemkot Malang, menyampaikan bahwa program-program seperti Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R), bank sampah, dan pengepul sampah di seluruh wilayah kota akan terus diperkuat.
“Kami akan memastikan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat dikelola dengan lebih efektif. Pemkot Malang berkomitmen untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan,” tuturnya.
Selain itu, Iwan juga menekankan pentingnya pendataan jumlah sampah yang diproduksi di Kota Malang. Ia mengatakan bahwa salah satu permasalahan utama yang dihadapi adalah adanya 1,3 ton sampah yang tidak terkelola dengan baik setiap harinya.
“Kami akan mendata secara lebih rinci, termasuk mengidentifikasi penyebab mengapa sampah tersebut tidak terkelola dengan baik. Apakah karena masyarakat membuang sampah sembarangan atau adanya masalah lainnya,” tambah Iwan.
Intervensi dan Identifikasi Permasalahan Sampah
Pendataan sampah yang lebih komprehensif diharapkan dapat membantu Pemkot Malang dalam menangani masalah sampah secara lebih holistik. Dengan informasi yang lebih lengkap, Pemkot dapat melakukan intervensi yang lebih tepat sasaran. Baik melalui edukasi kepada masyarakat maupun peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah.
Iwan juga menambahkan bahwa program “Local Service Delivery Improvement Project (LSDP)” yang sedang dijalankan akan berfokus untuk menyelesaikan masalah sampah pada skala kota. Bukan hanya di tingkat parsial.
“Penataan pengelolaan sampah melalui program LSDP ini akan selesai dengan tuntas jika kita dapat mengatasi masalah sampah di seluruh skala kota, bukan hanya di sebagian area saja,” jelasnya.
Baca Juga : Teknik Sipil Polinema: Siapkan Lulusan Kompeten untuk Dunia Konstruksi dan Infrastruktur
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Dari hasil diskusi, juga disampaikan bahwa peran masyarakat sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan sampah. Edukasi mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan menjadi salah satu fokus Pemkot Malang. Pengelolaan sampah yang efektif harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari individu, komunitas, hingga pemerintah daerah.
Sebagai langkah lanjut, Pemkot Malang juga akan memperkuat jaringan bank sampah yang ada di masyarakat. Mendorong lebih banyak lagi warga untuk bergabung dalam kegiatan ini. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat terlibat langsung dalam proses daur ulang dan pengurangan sampah. Yang mana pada akhirnya akan mendukung keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Malang.
Diskusi yang diinisiasi oleh akademisi Polinema dan dihadiri oleh Kepala UPT. PALD, Dr. Arif Dermawan, ST., MT., memberikan gambaran yang jelas mengenai upaya pengelolaan sampah yang sedang dilakukan di TPA Supit Urang. Dengan fasilitas dan sistem yang sudah ada, TPA Supit Urang diharapkan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengelola sampah secara efektif. Selain itu, komitmen Pemkot Malang untuk mendata dan mengidentifikasi masalah sampah serta memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Malang secara tuntas dan berkelanjutan. (Ind/aye)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News