SUARAGONG.COM – Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) melalui tim dosen dan mahasiswa Departemen Arsitektur berhasil mengembangkan Sistem Informasi Digital untuk mendukung pelestarian Kampoeng Heritage Kayutangan di Kota Malang.
FTUB Kembangkan Sistem Informasi Digital Pelestarian Kampoeng Heritage Kayutangan
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Hibah BPPM FTUB DIPA, bertajuk “Pengembangan Potensi Sistem Informasi Digital dalam Menjaga Kebertahanan Identitas Lokal Kampung Kayutangan Bersejarah.”
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Eng. Ar. Ir. Herry Santosa, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., bersama Dr. Eng. Ar. Novi Sunu Sri Giriwati, S.T., M.Sc., IAI, dengan fokus pada penerapan teknologi digital seperti kamera 360 derajat, pemodelan 3D, dan aplikasi Android untuk memetakan serta mendokumentasikan bangunan bersejarah di kawasan heritage.
Baca Juga : Gedung Parkir Kayutangan Ditarget Rampung Tepat Waktu
Pelestarian Identitas Lokal dengan Teknologi
Menurut Dr. Herry Santosa, digitalisasi data sejarah dan arsitektur bangunan merupakan langkah strategis untuk menjaga identitas lokal di tengah arus modernisasi.
“Digitalisasi ini bukan hanya sekadar dokumentasi, tetapi merupakan upaya nyata untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal sekaligus mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis teknologi dan masyarakat,” ujarnya.
Tujuan utama kegiatan ini adalah menciptakan basis data digital yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian identitas lokal. Tim FTUB juga menerapkan pendekatan Community Based Tourism (CBT) dengan melibatkan Pokdarwis dan warga sekitar agar berperan aktif dalam pengelolaan serta promosi wisata budaya Kayutangan.
Baca Juga :Es Krim Lepen, Sensasi Manis di Tepi Sungai Kayutangan Heritage
Hasil dan Capaian Program
Hasil kegiatan mencakup dokumentasi digital yang telah didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Serta publikasi ilmiah yang memperkuat kontribusi akademik FTUB di bidang arsitektur dan pelestarian budaya.
Selain itu, tim berhasil mengidentifikasi lebih dari sepuluh bangunan bersejarah penting. Seperti Rumah D’Penghulu, Rumah 1870, Gubug Ningrat, dan Rumah Jengki. Lengkap dengan narasi sejarah dan dokumentasi visual.
Data tersebut akan diintegrasikan ke dalam platform sistem informasi digital kawasan heritage. Dapat diakses publik untuk riset, edukasi, maupun wisata budaya.
Komitmen FTUB untuk Inovasi dan Pelestarian
Program ini merupakan bagian dari roadmap Laboratorium Seni dan Desain Arsitektur FTUB sejak 2019. Yang berfokus pada Geo-Historic Urban Landscape, Heritage Building Information Modeling (HBIM), dan Virtual Tourism berbasis Augmented Reality (AR) serta Storymaps. (Aye/sg)