Gaes !!!Banyak Masyarakat Tidak Menjaga Hutan : Tumpang Sari Jadi Solusi

FT. Puluhan bibit yang dibagikan gratis kepada masyarakat. ( ist) Gaes !!!Banyak Masyarakat Tidak Menjaga Hutan: Tumpang Sari Jadi Solusi

Share

Malang, Suaragong – Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Malang Timur Andry Wahyu Tri Purnawan menyebut, dirinya akan terus memaksimalkan pemanfaatan hutan yang ada di Kabupaten Malang. Sebab, banyak masyarakat tidak menjaga pohon dan kemudian lahan ditanami oleh beberapa oknum. Namun demikian, tidak ada alih fungsi hutan secara resmi.

“Itu terjadi karena tidak ada edukasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan hutan. Dengan faktor ekonomi, bisa menjadi salah satu alasan oknum tersebut terpaksa bercocok tanam di bagian hutan,” katanya.

Maka dari itu, salah satu cara yang akan ia terapkan adalah dengan mengenalkan metode tumpang sari. Sehingga, masyarakat setempat tidak lagi menanam tanaman sayur yang merusak hutan.

“Misalnya diganti kopi atau buah-buahan, seperti alpukat yang juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya. Melalui metode tersebut, masyarakat tetap bisa bercocok tanam dengan batasan-batasan tertentu tanpa menghilangkan fungsi utama hutan.

Dalam kesempatan yang sama ia menambahkan, dalam mendukung kembalinya fungsi hutan, Lembaga Profauna Indonesia memfasilitasi masyarakat untuk pembibitan gratis. Total tersedia sekitar 1.100 bibit pohon produksi yang siap dibagikan ketika sudah memiliki tinggi sekitar satu meter.

“Dihitung sudah sebanyak 275 ribu bibit yang dibagikan kepada ribuan petani hutan di Kabupaten Malang,” katanya. Bibit yang dibagikan tersebut merupakan pohon produksi yang hasilnya dapat dijual masyarakat. Seperti alpukat, sirsak, dan durian.

Dengan begitu, petani akan menjaga pohonnya dengan baik. Sebab, hasil pohon itu adalah untuk mereka. “Tetapi fungsi pohon dalam mengikat tanah dan menjaga longsor tetap ada,” ujar Pendiri Profauna Indonesia Rosek Nursahid. (nif/man)