Suaragong.com – Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, selama ini dikenal sebagai negara agraris. Namun, seiring berjalannya waktu, karakteristik ekonomi negara ini mengalami pergeseran yang signifikan. Beberapa faktor utama yang menyebabkan Indonesia tidak dapat lagi secara mutlak disebut sebagai negara agraris antara lain
Baca Juga : Gaes !!! Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga ke 6%
Faktor Penyebab Indonesia bukan Negara Agraris :
- Pertumbuhan Sektor Industri dan Jasa: Sektor industri dan jasa semakin mendominasi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pertumbuhan industri manufaktur, teknologi informasi, dan sektor jasa keuangan telah menggeser kontribusi sektor pertanian.
- Urbanisasi dan Migrasi: Urbanisasi yang masif menyebabkan banyak penduduk desa bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan di sektor non-pertanian. Hal ini mengurangi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian.
- Perubahan Pola Konsumsi: Meningkatnya pendapatan per kapita menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Permintaan akan produk-produk industri dan jasa semakin tinggi, mendorong pertumbuhan sektor non-pertanian.
- Teknologi Pertanian: Meskipun teknologi pertanian terus berkembang, namun adopsi teknologi modern oleh petani Indonesia masih terbatas. Hal ini menyebabkan produktivitas pertanian belum optimal dan sulit bersaing dengan produk impor.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah yang lebih fokus pada pengembangan sektor industri dan jasa juga turut mempengaruhi pergeseran struktur ekonomi Indonesia.
Minimnya Minat Generasi Muda :
- Image Pertanian: Citra pertanian yang dianggap sebagai pekerjaan kasar, berpenghasilan rendah, dan tidak menjanjikan masa depan membuat generasi muda enggan memilih sektor ini.
- Akses Informasi: Generasi muda saat ini memiliki akses informasi yang lebih luas. Mereka terpapar oleh gaya hidup urban dan peluang kerja di sektor non-pertanian yang lebih menarik.
- Pendidikan: Sistem pendidikan yang lebih mengarahkan siswa pada bidang studi non-pertanian juga turut mempengaruhi minat generasi muda.
Implikasi bagi Masa Depan Pertanian Indonesia
Minimnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian berpotensi menimbulkan sejumlah masalah di masa depan, seperti:
- Krisis Tenaga Kerja: Penuaan petani dan minimnya regenerasi petani muda dapat menyebabkan krisis tenaga kerja di sektor pertanian.
- Kemunduran Teknologi Pertanian: Tanpa adanya regenerasi petani muda yang memiliki pengetahuan teknologi, adopsi teknologi pertanian modern akan terhambat.
- Ancaman Ketahanan Pangan: Jika tidak ada upaya untuk menarik minat generasi muda kembali ke sektor pertanian, ketahanan pangan Indonesia akan semakin terancam.
Meskipun sektor pertanian masih memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, namun karakteristik ekonomi dan minat generasi muda negara ini telah berubah secara signifikan. Indonesia tidak dapat lagi secara mutlak disebut sebagai negara agraris.
Baca Juga : Gaes !!! Belanda Kembalikan Artefak Peninggalan Indonesia
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).