Suaragong.com – Kemiskinan struktural bukanlah sekadar kondisi di mana seseorang tidak memiliki cukup uang atau makanan. Ini adalah kondisi yang lebih kompleks dan mendalam, di mana kemiskinan menjadi sistemik dan tertanam dalam struktur sosial suatu masyarakat. Kemiskinan struktural muncul akibat ketidaksetaraan yang sudah membudaya dan sulit diubah, sehingga membuat sebagian besar masyarakat sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Baca Juga : Gaes !!! Komitmen Pemkot Batu Entaskan Kemiskinan Masyarakat
Ciri-ciri Kemiskinan Struktural
- Siklus Kemiskinan: Kemiskinan menjadi warisan turun-temurun. Anak-anak yang lahir dalam keluarga miskin cenderung besar dalam kemiskinan dan mewariskan kondisi tersebut kepada generasi selanjutnya.
- Keterbatasan Akses: Masyarakat miskin seringkali memiliki akses yang terbatas terhadap pendidikan berkualitas, perawatan kesehatan, pekerjaan yang layak, dan sumber daya lainnya.
- Diskriminasi: Kelompok masyarakat tertentu, seperti minoritas etnis, perempuan, atau penyandang disabilitas, seringkali mengalami diskriminasi yang membuat mereka lebih rentan terhadap kemiskinan.
- Kelemahan Institusi: Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan politik yang seharusnya berfungsi untuk mengurangi kemiskinan justru memperkuat ketidaksetaraan.
Faktor Penyebab
- Ketidaksetaraan Ekonomi: Pemusatan kekayaan di tangan segelintir orang menyebabkan kesenjangan yang sangat besar antara kaya dan miskin.
- Sistem Politik yang Tidak Adil: Korupsi, nepotisme, dan kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat miskin memperparah kondisi kemiskinan.
- Diskriminasi: Diskriminasi berdasarkan ras, gender, agama, atau latar belakang sosial ekonomi menciptakan hambatan bagi kelompok tertentu untuk keluar dari kemiskinan.
- Kurangnya Akses terhadap Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan yang berkualitas dan pelatihan kerja yang memadai sangat penting untuk meningkatkan peluang kerja dan pendapatan. Namun, masyarakat miskin seringkali tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan.
Contoh Kemiskinan Struktural
- Petani Gurem: Petani yang memiliki lahan sangat sedikit atau bahkan tidak memiliki lahan sama sekali seringkali hidup dalam kemiskinan karena keterbatasan akses terhadap sumber daya pertanian dan pasar.
- Pekerja Informal: Pekerja informal seperti pedagang kaki lima, pemulung, dan buruh harian lepas memiliki penghasilan yang tidak stabil dan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Masyarakat Adat: Masyarakat adat seringkali terpinggirkan dan tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya alam dan layanan publik, sehingga menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan struktural adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Upaya untuk mengatasi kemiskinan struktural harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan masyarakat internasional. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Baca Juga : Gaes !!! Penurunan Tingkat Kemiskinan di Lumajang
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).