WHO Soroti Situasi Kesehatan di Gaza Utara Kian Genting
Dalam pernyataan pada Senin (28/10/2024), yang dikutip dari Channel News Asia. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti kondisi rumah sakit Kamal Adwan. Satu-satunya fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Gaza Utara. Tedros menekankan bahwa rumah sakit tersebut telah diserbu oleh pasukan Israel pada Jumat (26/10) Lalu. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza.
Kementerian menyatakan bahwa serangan di kawasan kamp Jabalia—di mana Israel melancarkan operasi besar awal bulan ini—mengakibatkan tewasnya dua anak. Selain itu, ratusan staf, pasien, dan pengungsi yang berlindung di rumah sakit Kamal Adwan dilaporkan sempat ditahan selama operasi militer itu berlangsung.
Militer Israel menanggapi dengan menyatakan bahwa mereka memang beroperasi di sekitar area Kamal Adwan, namun menyangkal adanya tembakan langsung atau serangan langsung terhadap rumah sakit tersebut.
Tiga Petugas Kesehatan WHO Terluka
Tedros melaporkan bahwa pihak berwenang di Gaza akhirnya menginformasikan kepada WHO bahwa pengepungan telah berakhir. Namun, dia menegaskan, “Pengepungan itu harus dibayar dengan harga yang sangat mahal.” WHO mencatat bahwa tiga petugas kesehatan terluka dalam serangan tersebut, sementara puluhan petugas lainnya ditahan di rumah sakit.
“Saat ini, hanya tersisa staf wanita, direktur rumah sakit, dan satu dokter pria yang berjuang untuk merawat hampir 200 pasien yang membutuhkan perhatian medis mendesak,” ungkap Tedros. Menurutnya, laporan tentang kerusakan fasilitas medis dan kehancuran pasokan obat-obatan selama pengepungan merupakan gambaran tragis dari situasi yang sedang berlangsung.
Peringatan WHO ini menambah kekhawatiran tentang dampak krisis di Gaza terhadap kesehatan dan keselamatan warga sipil, khususnya mereka yang sangat memerlukan perawatan medis di tengah akses yang semakin terputus. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! WHO Evakuasi 1.000 Perempuan dan Anak dari Gaza untuk Perawatan Medis Darurat