SUARAGONG.– Pernah dengar istilah “pembunuh senyap”?. Nah, itu adalah julukan yang sering diberikan untuk pneumonia, penyakit yang menyerang paru-paru dan bisa menyebabkan kesulitan bernapas, bahkan kematian, terutama pada anak-anak atau balita. Menurut Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, pneumonia ini masih jadi ancaman serius di seluruh dunia. Bahkan ada satu anak yang meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik. Itu berarti sekitar 700 ribu anak meninggal tiap tahunnya. Padahal pneumonia ini sebenarnya bisa dicegah!
Pneumonia Ancam Anak dan Balita
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi akut dari virus, bakteri, atau jamur. Pada balita atau, gejala Pneumonia yang paling sering muncul adalah batuk, kesulitan bernapas. Dan kadang-kadang tanda-tanda berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas. Penyebab lainnya yang berisiko memperburuk kondisi pneumonia adalah paparan asap rokok. Jadi, buat orang tua yang masih merokok di rumah, Prof. Dante mengingatkan, bahwa asap rokok itu tidak hanya berbahaya buat diri sendiri, tapi juga bisa melemahkan paru-paru anak-anak.
“Anak-anak yang tinggal di lingkungan perokok lebih gampang terkena pneumonia, Daripada anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” ujar Prof. Dante, memberikan gambaran betapa besar dampaknya.
Data dari WHO tahun 2021 menunjukkan pneumonia menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak balita di dunia. Di Indonesia, pneumonia masih jadi masalah besar dengan tingginya angka kematian pada balita. Data WHO menunjukkan pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun, atau sekitar 14% dari total kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pneumonia adalah penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, mencapai Rp 8,7 triliun pada 2023.
Upaya Pemerintah
Melihat kondisi ini, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan akses vaksinasi dan menjaga lingkungan agar tetap sehat. “Vaksinasi adalah langkah penting, tapi bukan satu-satunya cara untuk mencegah pneumonia,” kata Prof. Dante. “Kita juga perlu memastikan anak-anak mendapat asupan gizi yang baik, seperti ASI eksklusif dan nutrisi yang mendukung tumbuh kembang mereka.”
Dengan memanfaatkan momentum Hari Pneumonia Sedunia yang diperingati setiap 12 November, pemerintah mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam melindungi anak-anak dari pneumonia, agar mereka bisa tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya ini. Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu memastikan kehidupan sehat dan kesejahteraan bagi semua usia, termasuk anak-anak di Indonesia.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang terus digencarkan, diharapkan angka kejadian pneumonia pada anak bisa menurun, dan kita semua bisa melindungi generasi masa depan dari penyakit yang bisa dicegah ini. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Pemkot Surabaya Berikan Pembekalan Kesehatan Mental di Rumah Anak Prestasi