Malang, Suaragong – Polisi tak menunggu lama untuk mengamakan suami Dayang Santi (40), yang berinisial DMM (40) warga Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang kini sudah diamankan Polisi. Ia ditangkap lantaran diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya sendiri dengan cara diracun menggunakan cairan pembersih lantai pada Rabu (24/1/2024) siang.
Penahanan DMM dengan maksud untuk mempermudah proses penyelidikan atas kasus yang menimpa Dayang Santi. Polisi kini berusaha menhungkap motif dibalik tewasnya Dayang Santi.”Saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian,” terang Kapolsek Singosari Kompol Mashur Ade Kamis (25/1/2024), petang.
Mashur mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP oleh tim INAFIS dari Polres Malang, ada beberapa brang bukti yang diamankan, yang pertama adanya botol cairan lantai, kemudian satu buah gelas, kemudin baju korban, kemudian juga kain lap bekas muntahan.
“Sementara itu yang diamankan oleh tim inafis,” katanya.
Untuk saksi, dirinya sudah memeriksa dua orang saksi. Namun untuk lebih detailnya siapa saja, Mashur mengaku, nanti akan diinformasikan lagi. Termasuk juga, apakah ada unsur lain selain minum cairan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan sedikit lebam.
“Nah perkembangan dugaan pemukulan dan lain sebagainya masih kami dalami lebih lanjut,” katanya.
“Untuk hasil autopsi kami masih belum dapat informasi, kami akan koordinasikan dengan pihak rumah sakit,” lanjutnya.
Sementara itu, ketua RT 04 RW 15 Ali Masudi menjelaskan, dirinya pernah mendapat laporan dari almarhum tentang ganasnya sang suami. Katanya, almarhum pernah ditendang olehnya.
“Kurang lebih ada tiga kali laporan. Saya ajak ke Polisi tidak mau, saya ajak berobat juga tidak mau,” jelasnya.
Namun kemudian, almarhum lanjut Masudi, diketahui tengah hamil. Di situ ia mengira keadaan sudah membaik. Akantetapi, pada Rabu kemarin, korban diketahui tergeletak. Sehingga ia membawanya ke rumah sakit terdekat.
“Awalnya ke puskesmas, puskesmas ditolak, ya udah langsung dibawa ke UGD aja,” katanya.
Rumah sakit terdekat di daerah tersebut hanya Marsudi Waluyo. Ia sontak membawa almarhum ke RS tersebut sebelum ia meninggal dunia. Namun di tengah perjalanan, ia (almarhum) kata Masudi, meminta untuk di bawa ke rumah sakit Muhammadiyah.
“Melihat almarhumah lemas, saya bilang kalau UMM itu jauh, akhirnya saya bawa ke Marsudi Waluyo. Tahu-tahu, almarhum telah meninggal dunia pada malam harinya,” pungkasnya. (nif/man)