SUARAGONG.COM – Anggota Komisi IV DPR RI, Edoardus Kaize, menegaskan pentingnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memperluas fokusnya dalam mengelola sumber pangan lokal. Tidak hanya bergantung pada beras sebagai komoditas utama. Menurutnya, Bapanas harus menghadirkan berbagai macam sumber pangan lokal atau diversifikasi pangan lain. Yang mana untuk memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan dan merata di seluruh Indonesia.
Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional: Perlu Menghadirkan Diversifikasi Pangan
Pernyataan ini disampaikan oleh Edoardus Kaize dalam rapat kerja dengan Bapanas dan Badan Karantina. Diselenggarakan di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, pada Rabu (6/11/2024). Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya keberagaman pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Pangan itu bukan hanya beras. Ada banyak sumber pangan lain seperti jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Di daerah pegunungan yang tidak cocok untuk padi. Tanaman seperti singkong bisa tumbuh subur. Maka, di sana harus ditanami singkong,” ujar Kaize.
Politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini menambahkan bahwa penting bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi pangan lokal. Mengingat adanya program Makan Bergizi Gratis yang memerlukan stok pangan yang cukup dan merata. Untuk itu, keberagaman pangan atau diversifikasi pangan harus menjadi prioritas dalam kebijakan Bapanas.
Sinkronisasi Antarlembaga dalam Peningkatan Stok Pangan
Edoardus Kaize juga mengingatkan pentingnya koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait dalam upaya meningkatkan stok pangan, tanpa mengorbankan keberagaman pangan lokal. Ia memberikan contoh kasus di Papua, yang memiliki stok sagu yang cukup, namun dalam beberapa pembahasan terkait pertanian, terdapat lahan yang dibuka untuk sawah tanpa memperhatikan keberadaan sagu yang bisa dikembangkan.
“Lahan yang ada sagu bisa tetap dipertahankan, sedangkan lahan tanpa sagu bisa dibuka untuk sawah. Ini perlu diatur dengan bijaksana agar tidak merusak keberagaman pangan,” jelas Kaize.
Masalah Impor Pangan yang Merugikan Petani Lokal
Kaize juga menyoroti masalah yang dihadapi masyarakat Merauke, di mana meskipun sudah memiliki stok pangan yang cukup, daerah tersebut tetap menerima pasokan pangan impor. Hal ini, menurutnya, berdampak pada harga jual hasil panen yang rendah, sehingga merugikan petani setempat.
“Oleh karena itu, penyimpanan pangan dan pengelolaan distribusi harus diperhatikan dengan serius. Baik pihak Bulog, Kementerian Pertanian, maupun Bapanas perlu memastikan mekanisme distribusi yang lebih baik agar hasil panen petani lokal tidak terbuang sia-sia,” tegasnya.
Kaize menekankan bahwa keberagaman sumber pangan lokal harus menjadi dasar dalam kebijakan pangan nasional untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik. Dengan memaksimalkan potensi pangan lokal dan meningkatkan koordinasi antar lembaga, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Serta dapat memastikan ketersediaan pangan yang merata untuk seluruh masyarakat. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! Mewujudkan Ketahanan Pangan 2025 untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia