Gaes !!! Runtuhnya Legenda Sepatu Bata

Ft : Gerai sepatu Bata berdiri dibeberapa kota di tanah air. (ist)

Share

Malang, Suaragong – Runtuhnya legenda sepatu Bata menjadi kabar yang mengejutkan bagi penggemarnya. Bagaimana tidak, sepatu Bata merupakan merek sepatu yang telah menjadi ikon di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Namun kabar mengejutkan tentang berhenti operasi pabrik Bata di Purwakarta akibat tergerus oleh zaman serta popularitasnya semakin menurun serta kalah bersaing dengan merk lainnya.

Menarik untuk diulas mengenai sejarah panjang, dari salah satu produk alas kaki yang selama beberapa dekade ini cukup populer dikalangan masyarakat khususnya di Indonesia.Banyak yang mengira Bata adalah produk dalam negeri.

Padahal produk alas kaki yang satu ini berasal dari Negara Ceko, dengan pendirinya sebuah keluarga bernama Tomas, Anna, dan Antonin Bata. Oleh sebab itulah diberi merk Bata sesuai dengan nama pendirinya saat itu.

Keluarga Bata ini telah mengoperasikan sekitar 4 unit bisnis internasional yakni Bata Eropa, Bata Asia Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Hingga tibalah pada era pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu telah memberikan pukulan bagi bisnis sepatu dari Ceko tersebut.Pada tahun 2021, perusahaan memutuskan untuk menutup sejumlah gerai yang tidak menguntungkan sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Runtuhnya legenda sepatu Bata yang menjadi ikon industri alas kaki Indonesia selama puluhan tahun ini banyak disayangkan oleh penggunanya. Pabriknya yang ikonik di Purwakarta, Jawa Barat resmi ditutup pada tanggal 30 April 2024. Hal ini menandakan akhir dari era kejayaan sang legenda. Brand ini berdiri sejak 1939, Bata telah menemani perjalanan bangsa, mengantarkan langkah kaki rakyat dari masa penjajahan hingga kemerdekaan. Sepatunya yang tahan lama dan terjangkau menjadikannya favorit masyarakat.

Namun,

gempuran zaman dan perubahan selera konsumen memicu kemunduran Bata. Persaingan ketat dari brand-brand baru dan maraknya produk impor membuat Bata tertinggal. Penutupan pabrik Bata di Tangerang menjadi pertanda runtuhnya legenda. Meski demikian, kenangan dan nostalgia tentang sepatu Bata akan selalu terukir dalam memori kolektif bangsa. Kisah Bata ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya beradaptasi dan berinovasi di era yang terus berubah.

Perusahaan mencatat penurunan penjualan sebesar 49 persen, dari Rp931,27 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada tahun 2020. Hal ini mengakibatkan kerugian perusahaan yang pada tahun 2019 hanya sebesar Rp23,44 miliar melonjak menjadi Rp177,76 miliar sepanjang tahun 2020.

Dalam laporan mereka, perusahaan menyatakan bahwa penurunan kinerja ini disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Situasi ini telah menyebabkan pertumbuhan belanja konsumen melambat dari 5,01 persen menjadi 2,84 persen pada kuartal I 2020. (ind/man/rfr)