Gaya Kepemimpinan Bapak Mohammad Zenurianto, Dipl.Ing., M.Sc.

Ft : Kepala Jurusan Teknik Sipil, Bapak Mohammad Zenurianto, Dipl.Ing., M.Sc., menunjukkan gaya kepemimpinan yang menarik/sc : Ind

Share

SUARAGONG.COM – Kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama dalam mencapai tujuan organisasi, tak terkecuali di dunia pendidikan tinggi. Di Politeknik Negeri Malang (Polinema), Kepala Jurusan Teknik Sipil, Bapak Mohammad Zenurianto, Dipl.Ing., M.Sc., menunjukkan gaya kepemimpinan yang menarik. Dengan memadukan dua pendekatan berbeda: sistem patriarki dan humanis.

Kedua gaya ini tidak hanya membawa perubahan besar dalam pengelolaan jurusan, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang disiplin, produktif, serta penuh perhatian terhadap kesejahteraan individu.

Gaya Kepemimpinan Bapak Mohammad Zenurianto, Dipl.Ing., M.Sc.

Secara umum, gaya kepemimpinan patriarki Mohammad Zenurianto lebih dikenal dengan pendekatan yang memiliki struktur hierarkis yang jelas. Di mana pemimpin memiliki otoritas penuh untuk mengambil keputusan. Di sisi lain, kepemimpinan humanis mengutamakan perhatian terhadap kebutuhan dan kesejahteraan individu, serta membangun hubungan yang penuh empati. Bapak Zenurianto berhasil menggabungkan kedua gaya ini dengan sangat baik. Menciptakan keseimbangan antara kontrol yang tegas dan perhatian terhadap aspek manusiawi di lingkungan akademik.

Sistem Kepemimpinan Patriarki

Dalam sistem patriarki, pemimpin menjadi sosok yang memiliki otoritas tinggi dan kontrol penuh terhadap jalannya organisasi. Hal ini tercermin dalam cara Bapak Zenurianto memimpin Jurusan Teknik Sipil. Beliau tidak segan-segan untuk membuat keputusan yang tegas, baik dalam penataan kurikulum, pengelolaan anggaran, hingga pengembangan sarana dan prasarana. Bapak Zenurianto sering kali mengarahkan seluruh civitas akademika untuk bekerja dengan disiplin dan produktivitas tinggi, dengan target yang jelas.

Kepemimpinan beliau sangat terstruktur, dengan pembagian tugas yang jelas bagi setiap anggota tim. Tak hanya itu, beliau juga menekankan pentingnya standar kerja yang tinggi, sehingga semua kegiatan di jurusan dapat berjalan dengan efisien. Ini memberi pengaruh positif terhadap kualitas akademik dan operasional yang ada di jurusan teknik sipil, menjadikan semua pihak merasa terarah dalam setiap langkah yang mereka ambil.

Baca Juga : Teknik Sipil Polinema: Siapkan Lulusan Kompeten untuk Dunia Konstruksi dan Infrastruktur

Pendekatan Humanis yang Memperhatikan Kesejahteraan Individu

Meskipun sistem patriarki menuntut pemimpin untuk tegas dan memiliki kontrol penuh, Bapak Zenurianto juga mengaplikasikan pendekatan kepemimpinan humanis yang lebih memperhatikan hubungan interpersonal dan kesejahteraan anggota timnya. Dalam pengelolaan jurusan, beliau menunjukkan perhatian yang besar terhadap pengembangan staf pengajar dan mahasiswa, serta kesejahteraan mereka di luar akademik.

Sebagai contoh, Bapak Zenurianto selalu mendengarkan pendapat dari dosen dan mahasiswa terkait kebijakan atau keputusan yang akan diambil. Beliau sangat terbuka untuk berdiskusi dan mengumpulkan masukan dari berbagai pihak. Dalam hal ini, Bapak Zenurianto tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses yang melibatkan banyak pihak, menciptakan suasana kerja yang inklusif dan komunikatif.

Selain itu, beliau mendorong pengembangan kemampuan para dosen melalui berbagai pelatihan dan workshop, sehingga mereka bisa terus mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan tinggi yang semakin kompetitif.

Begitu pula dengan mahasiswa, Bapak Zenurianto selalu mendukung berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang bisa membantu mereka mengasah kemampuan di luar ruang kelas, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia kerja.

Baca Juga : Implementasi Quality Management System pada Industri Enha Bena Nusantara

Menciptakan Lingkungan Akademik yang Seimbang

Gabungan antara pendekatan patriarki yang tegas dengan pendekatan humanis yang penuh empati membuat lingkungan akademik di Jurusan Teknik Sipil Polinema menjadi lebih seimbang. Di satu sisi, para dosen dan staf akademik merasa diarahkan dengan jelas melalui sistem yang terstruktur dan penuh kedisiplinan. Di sisi lain, mereka juga merasa dihargai sebagai individu, dengan ruang untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai dukungan yang diberikan.

Mahasiswa di Jurusan Teknik Sipil Polinema juga merasakan dampak positif dari gaya kepemimpinan ini. Mereka merasa bahwa proses pembelajaran di jurusan ini tidak hanya terfokus pada teori, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan akademik dan non-akademik semakin diperkuat dengan dukungan yang diberikan oleh pimpinan jurusan.

Baca Juga : Langkah Konkret Kampus Polinema Lumajang Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Dampak Positif terhadap Budaya Organisasi dan Kinerja

Penerapan kedua gaya kepemimpinan ini berkontribusi pada terciptanya budaya organisasi yang produktif dan terbuka di Jurusan Teknik Sipil. Dalam organisasi yang dibangun dengan keseimbangan antara kedisiplinan dan perhatian terhadap individu, anggota tim cenderung merasa lebih termotivasi dan terlibat aktif. Hal ini pada gilirannya berdampak pada peningkatan kinerja, baik dari sisi pengajaran, penelitian, maupun pengembangan jurusan secara keseluruhan.

Di bawah kepemimpinan Bapak Zenurianto, Jurusan Teknik Sipil Polinema semakin dikenal sebagai jurusan yang mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses pembelajaran dan pengelolaan.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Mohammad Zenurianto, Dipl.Ing., M.Sc., sebagai Kepala Jurusan Teknik Sipil Polinema adalah kombinasi antara sistem patriarki yang tegas dan sistem humanis yang penuh perhatian. Pendekatan ini berhasil menciptakan keseimbangan antara kedisiplinan dan empati dalam lingkungan akademik. Hasilnya, Jurusan Teknik Sipil Polinema semakin berkembang, dengan kualitas pengajaran yang tinggi dan budaya organisasi yang produktif.

Bapak Zenurianto memberikan contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang seimbang dapat menghasilkan atmosfer akademik yang positif dan mendukung pencapaian tujuan bersama. (ind/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News