SUARAGONG.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, kembali menuai sorotan publik usai menyebut pemain gim Mobile Legends sebagai bagian dari kategori siswa nakal yang akan dikirim ke barak militer untuk pembinaan karakter. Pernyataan itu disampaikan Dedi saat menghadiri acara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Gubernur Jabar Sebut “Tukang Main Mobile Legend” Merupakan Anak Nakal
“Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam kemudian bangunnya mau sore,” ujar Dedi, menyindir pola hidup pelajar yang ia nilai tidak disiplin dan tidak produktif.
Pernyataan tersebut memicu reaksi beragam, terutama dari komunitas gamer dan pelaku industri esports. Mobile Legends: Bang Bang dikenal luas sebagai gim populer yang dimainkan jutaan pengguna di Indonesia, mulai dari remaja hingga dewasa, serta telah membentuk ekosistem kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun dalam konteks ini, Dedi mengaitkan aktivitas bermain gim dengan perilaku menyimpang di kalangan pelajar.
Baca Juga : Gaes !!! Dampak Negatif Kecanduan Game Online dan Solusinya
Game Lebih Banyak Dampak Buruknya
Selain menyasar pemain game, Gubernur Jabar juga menyebut pelajar yang kerap bolos, suka melawan orang tua. Serta membuat keributan di sekolah sebagai target dari program pembinaan karakter yang akan dilaksanakan di barak-barak militer. Dalam program ini, siswa yang terjaring tidak akan mengikuti pendidikan formal selama enam bulan, melainkan akan digembleng oleh personel TNI.
“Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” tegas Dedi.
Baca Juga : Di Jawa Barat Pelajar Kecanduan Game Mobile Legends Diusul Masuk Barak
Program ini rencananya akan diterapkan secara bertahap di daerah-daerah yang dinilai rawan kenakalan remaja, sebelum diperluas ke seluruh wilayah Jawa Barat. Pendanaannya akan melibatkan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota setempat.
Pernyataan Dedi tentang pemain Mobile Legends sebagai bagian dari siswa nakal memicu perdebatan publik. Sejumlah pihak menilai bahwa stigma semacam ini bisa berdampak buruk pada persepsi masyarakat terhadap dunia gim dan esports, yang saat ini tengah berkembang sebagai bagian dari industri kreatif dan ajang prestasi anak muda Indonesia. (aye/sg)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News