Gubernur Khofifah Luncurkan Bus Trans Jatim Koridor VII

Gubernur Khofifah Luncurkan Bus Trans Jatim Koridor VII (aye)

Share

SUARAGONG.COM – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Bus Trans Jatim Koridor VII dengan rute Terminal Lamongan – Dukun Gresik – Terminal Paciran, Selasa (7/10/2025). Peluncuran yang digelar di halaman parkir Makam Sunan Drajat Lamongan ini menjadi kado istimewa untuk memperingati Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur bertema “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh.”

Gubernur Khofifah meluncurkan Bus Trans Jatim Koridor VII: Dukung Konektivitas Lamongan-Gresik

Gubernur Khofifah menyebut, peluncuran Koridor VII menjadi bukti komitmen Pemprov Jawa Timur dalam menyediakan layanan transportasi publik yang murah, aman, dan terintegrasi.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan Trans Jatim Koridor VII,” ujar Khofifah.

“Layanan ini memberi rasa aman, nyaman, kepastian waktu, harga terjangkau, serta integrasi antarwilayah,” imbuhnya.

Koridor VII disebut Trans Jatim Sunan Drajat, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai spiritual dan historis daerah setempat. Rute ini menghubungkan kawasan Paciran – Dukun Gresik – Karanggeneng – Sukodadi – Terminal Lamongan, sepanjang 46,6 kilometer. Sebanyak 15 unit bus disiapkan, terdiri dari 14 unit operasional dan 1 unit cadangan.

Peluncuran ini sekaligus menandai upaya memperkuat konektivitas di wilayah pesisir utara, yang dikenal memiliki potensi ekonomi, pendidikan, dan wisata. Bus Trans Jatim Koridor VII akan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 21.00 WIB, melayani mobilitas pelajar, pekerja, dan masyarakat umum.

Baca Juga : TransJatim Siap Direvisi DPRD Target Rampung 2025

71 Titik Halte dan Rambu

Untuk mendukung kenyamanan, 71 titik halte dan rambu disiapkan di lokasi strategis—mulai dari kawasan pendidikan hingga pusat ekonomi lokal. Pemerintah juga memperbaiki infrastruktur jalan sepanjang rute agar operasional berjalan lancar.

“Layanan Trans Jatim Koridor VII ini digratiskan hingga 13 Oktober 2025. Setelah itu, tarif normal diberlakukan, yakni Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar serta santri,” jelas Khofifah.

“Sistem pembayarannya pun sudah non-tunai melalui QRIS dan e-money, mendukung gerakan digitalisasi layanan publik di Jawa Timur,” tambahnya.

Program ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Selain mengurangi kemacetan, langkah ini juga berpotensi menekan angka kecelakaan serta memperkuat pertumbuhan ekonomi lokal.

Tak hanya soal mobilitas manusia, Trans Jatim juga memperkenalkan inovasi baru bernama TRADISI (Trans Jatim Ekspedisi). Layanan ini memfasilitasi pengiriman barang kecil atau ringan dengan sistem point-to-point yang cepat dan efisien.

Terdapat tiga jenis layanan, yaitu:

  • Ludruk (Rp2.500)
  • Pingitan (Rp3.500)
  • Karapan (Rp5.000)

Layanan ini terintegrasi di seluruh koridor Trans Jatim dan bisa dilacak melalui aplikasi Transjatim Ajaib 2.0 yang telah diluncurkan untuk publik.

“TRADISI adalah bentuk inovasi nyata yang memudahkan mobilitas barang di wilayah Jawa Timur. Harapannya, layanan seperti ini bisa direplikasi oleh kabupaten/kota lain,” ujar Gubernur Khofifah.

Apresiasi dari Bupati Lamongan

Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemprov Jatim terhadap kebutuhan transportasi rakyat di wilayahnya.

“Terima kasih atas perhatian Ibu Gubernur. Layanan ini menjawab harapan masyarakat akan transportasi darat yang terjangkau, berkualitas, dan berkeadilan,” kata Yuhronur.

Ia menambahkan, Koridor VII melewati kawasan pendidikan dan wisata, sehingga berdampak positif bagi sektor UMKM dan pariwisata pesisir Lamongan.

Dukungan juga datang dari Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Yusharto Hutoyungo, yang menilai peluncuran Koridor VII sebagai wujud kolaborasi lintas sektor.

“Trans Jatim menjadi contoh transportasi publik yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi masa depan. Jawa Timur bisa menjadi pionir transportasi publik berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya.

Dengan hadirnya Trans Jatim Koridor VII, Jawa Timur semakin memperkuat posisinya sebagai provinsi dengan sistem transportasi publik yang modern, terjangkau, dan inklusif, sejalan dengan visi menuju Jatim Emas 2045. (Wahyu/aye)