hoSUARAGONG.COM – Penebangan 85 pohon besar di sepanjang Jalan Soekarno Hatta, Kota Probolinggo, bikin heboh warga dan DPRD. Bukan cuma karena deretan pohon itu sudah puluhan tahun jadi peneduh kota, tapi juga karena nilainya yang bikin geleng kepala — seluruhnya cuma dihargai Rp 5 juta.
Harga Pohon Puluhan Tahun di Probolinggo Cuma Rp 5 Juta, DPRD: “Masak Segitu Doang?”
Anggota Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Robit Riyanto, terang-terangan menyayangkan harga jual yang dinilai terlalu murah. Menurutnya, pohon sebanyak itu seharusnya bisa jadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang layak, apalagi dengan ukuran besar dan usia yang sudah puluhan tahun.
“Sebanyak 85 pohon di tepi Jalan Soekarno Hatta harus ditebang karena proyek pembangunan jalan. Sayang, pohon-pohon tua itu hanya dijual Rp 5 juta. Padahal nilainya bisa jauh lebih tinggi kalau dilelang dengan benar,” ujar Robit, Selasa (21/10/2025).
Robit juga menyinggung adanya informasi bahwa harga itu ditetapkan berdasarkan “petunjuk” dari Wali Kota Probolinggo. Ia menilai perlu ada transparansi dan koordinasi antarinstansi, terutama antara DLH dan Dinas PUPR, untuk memastikan pelepasan aset daerah tidak asal murah.
“Kami minta DLH evaluasi. Kok bisa lakunya cuma Rp 5 juta? Alasannya nggak ada yang mau beli, tapi tetap saja nggak masuk akal,” tambahnya.
Baca Juga :Produksi Tembakau Paiton VO Probolinggo Melimpah
Harga Jual Terlalu Rendah dan Rugikan PAD
Dari sisi DPRD, harga jual yang terlalu rendah dianggap merugikan potensi PAD. Padahal, kayu dari 85 batang pohon besar itu masih punya nilai jual tinggi di pasaran. Bisa untuk bahan bangunan, furnitur, atau kerajinan. Dengan lelang terbuka dan kompetitif, nilainya bisa tembus puluhan juta rupiah.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Probolinggo, Retno Wandansari, membenarkan bahwa 85 pohon tersebut memang dilelang dan laku Rp 5 juta. Menurutnya, lelang dilakukan dengan sistem mini competition, namun peserta yang berminat sangat sedikit.
“Harga tertinggi ya Rp 5 juta itu,” kata Retno singkat.
Meski prosedur lelang sudah ditempuh, nilai jual yang terlalu rendah tetap jadi catatan serius bagi publik. Selain soal ekonomi, penebangan ini juga memunculkan keresahan soal dampak lingkungan. Warga menyebut suasana di sepanjang jalan kini terasa lebih panas dan gersang. Terjadi setelah pepohonan peneduh itu hilang.
Kini publik menunggu langkah lanjutan Pemkot Probolinggo dan DPRD untuk memastikan agar pelepasan aset seperti ini ke depan bisa lebih transparan, adil, dan menguntungkan bagi kota. Bukan cuma segelintir pihak. (Duh/Aye)