SUARAGONG.COM – Gebrakan datang dari negeri paman SAM yaitu Amerika serikat(AS). Di mana Presiden AS , Donald Trump mengeluarkan kebijakan yang bisa berimbas pada berbagai sektor, tak terkecuali harga jual iPhone. Harga iPhone berpotensi melonjak tajam, bahkan bisa tembus hampir Rp 50 juta, Hal ini imbas dari Kebijakan tarif impor tinggi yang kembali digaungkan oleh Presiden Donald Trump.
Harga iPhone Berpotensi Naik Imbas Kebijakan Tarif Pajak Donald Trump
Trump mengusulkan tarif impor hingga 54 persen untuk produk-produk asal China. Padahal, Apple sangat bergantung pada manufaktur dari Negeri Tirai Bambu untuk merakit iPhone. Kalau kebijakan ini benar-benar diterapkan, Apple dihadapkan pada dua pilihan berat. Antaranya menanggung sendiri biaya tambahan itu, atau membebankannya ke konsumen lewat harga jual yang dinaikkan. Pilihan yang cukup sulit bagi pihak apple sendiri mengingat berpengaruh pada permintaan nantinya.
Menurut analis dari Rosenblatt Securities, jika Apple memilih untuk mengalihkan beban biaya tersebut, maka harga iPhone bisa naik sampai 43 persen. Contohnya, iPhone 16 Pro Max varian 1 terabyte—yang diperkirakan dibanderol Rp 34,9 juta di Indonesia—bisa melonjak hingga Rp 48,9 juta gara-gara tarif pajak Donald Trump!
“Tarif tinggi terhadap China ini bertolak belakang dengan harapan kita terhadap Apple sebagai simbol industri teknologi Amerika,” kata Barton Crockett dari Rosenblatt.
Baca Juga :Donald Trump Naikkan Tarif Impor AS Untuk Barang Indonesia 32 Persen
Permintaan iPhone Secara Global
Masalahnya, kenaikan harga ini datang di saat permintaan iPhone secara global sedang lesu. Bahkan, kehadiran fitur canggih seperti Apple Intelligence yang terintegrasi dengan AI dan ChatGPT pun belum mampu menggugah keinginan banyak pengguna untuk upgrade. Apalagi, mayoritas pembelian iPhone sekarang dilakukan lewat skema cicilan panjang lewat operator seluler.
Ekonom Bhima Yudhistira dari CELIOS juga menyoroti efek domino dari kebijakan Trump ini. Menurutnya, tarif impor tinggi tak cuma mengancam harga gadget, tapi juga memicu pelemahan rupiah dan IHSG. Investor cenderung menarik dananya dari pasar negara berkembang demi keamanan, yang artinya tekanan untuk Indonesia bisa makin berat.
“Imported inflation bisa jadi kenyataan. Barang-barang dari luar makin mahal, daya beli terpukul,” jelas Bhima.
Hingga kini, Apple belum mengeluarkan pernyataan resmi soal potensi kenaikan harga. Tapi satu hal yang pasti, kalau rencana Trump jalan terus, konsumen di seluruh dunia—termasuk Indonesia—harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam untuk bisa genggam iPhone.(aye)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News