SUARAGONG.COM – Kalau kamu pernah ikut IPO dan ujung-ujungnya cuma dapat 1–2 lot, rasanya kayak ngantri panjang buat beli bakso tapi dikasih cuma sebiji. Yup, inilah realita jatah IPO makin seret yang lagi rame dibahas. Investor ritel alias kita-kita yang modalnya gak seberapa sering jadi korban dapat remah dari kue IPO.
Kenapa jatah IPO makin seret?
Menurut laporan CNBC Indonesia, penyebab utamanya ada di sistem fixed allotment alias jatah pasti. Dulu, investor ritel bisa berharap dapat lumayan kalau antusiasme IPO gede. Sekarang? Banyak yang cuma kebagian 1–2 lot per orang. Bayangin, kamu udah ngantri, udah berharap cuan, eh cuma kebagian dikit. Ada tiga alasan utama kenapa jatah IPO makin seret:
- Permintaan Gila-gilaan
Kalau ada perusahaan gede IPO, investor rital sampai investor institusi pada berebut. - Aturan Distribusi Makin Ketat
BEI dan OJK nyoba bikin jatah lebih merata, tapi dampaknya malah investpr kecil jadi dijatah minimal. - Pasar Lagi Panas
Saham IPO makin dipandang seksi, bikin permintaan meledak sementara porsi tetap.
Baca juga: IHSG Tembus 7.081, Sinyal Positif untuk Investor? Ini Fakta-Faktanya!
Kasus Merdeka Gold Resources
Contoh nyata IPO Merdeka Gold Resources (kode: EMAS). Dari data Bisnis.com, saham EMAS oversubscribed alias kelebihan permintaan 4,62 kali lipat. Jadi bayangin kamu rebutan tiket konser, tapi kursi cuma segelintir. Detailnya:
- EMAS ngelepas 1,61 miliar saham dengan harga Rp 2.800.
- Total dana yang diraup Rp4,65 triliun.
- Proyek utama tambang emas Pani yang targetnya bisa produksi 500 ribu ounce per tahun di 2023.
- Masalahnya perusahaan masih rugi dan tambangnya belum jalan penuh.
Nah, karena permintaan segila itu, otomatis investor ritel cuma kebagian sisa remah dari kue IPO. Itulah kenapa makin banyak yang ngeluh jatah IPO makin seret.
Baca juga: Banyaknya Investor Asing Keluar dari Indonesia Setelah Disahkannya UU TNI
Dampak ke investor ritel
Fenomena ini bikin hidup investor ritel gak gampang. Coba deh lihat dampaknya:
- Sulit Cuan Besar
Kalau cuma kebagian 1 lot, meski harga naik signifikan, keuntungan gak seberapa. - FOMO Makin Kuat
Banyak yang tetap ikut karena takut ketinggalan momentum listing day. - Risiko Makin Tinggi
Kayak kasus EMAS, meskipun prospeknya oke di masa depan, sekarang masih rugi. Kalau beli karena FOMO, bisa kejeblos.
Baca juga: Dukung Program Makan Gratis Kemetan Ajak Investor Vietnam Pasok 1,8 Juta Ton Susu Sapi
Kenapa orang tetap ikut?
Jawabannya simpel harapan cuan cepat. IPO sering dianggap peluang emas karena harganya biasanya naik di hari pertama listing. Jadi walau jatahnya kecil, investor tetap nekat daftar. Ditambah, ada rasa gengsi dan excitement ikut IPO itu kayak ikut pesta besar di pasar modal.
Baca juga: Bitcoin dan Ethereum Merosot Akibat Jual-Jualan Investor
Strategi Biar Gak Selalu Dapat Remah
Kalau kamu capek cuma kebagian dikit, coba beberapa strategi ini:
- Pilih IPO perusahaan menengah, saingannya gak segila perusahaan besar.
- Pantau broker, ada broker yang punya alokasi lebih gede buat nasabah loyal.
- Diversifikasi, jangan semua yang diparkir buat ngejar IPO. Saham second liner, reksa dana atau obligasi juga bisa kaih peluang cuan.
- Sabar sama regulasi, ada kemungkinan aturan fixed allotment bakal direvisi lagi biar lebih adil.
Baca juga: Investor Kecewa Saham GoTo Mencapai Nilai Terendah
Masa depan IPO ritel
Apakah investor ritel bakal terus kebagian remah? Bisa jadi, kalau tren oversubscribed kayak EMAS berlanjut. Tapi ada harapan kalau otoritas pasar modal revisi aturan. Misalnya, nambahin porsi ritel atau bikin distribusi lebih transparan.
Kalau itu kejadian, mungkin jatah IPO makin seret bisa jadi cerita masa lalu, dan investor kecil punya kesempatan lebih adil buat ngerasain manisnya cuan IPO.
Baca juga: Ini Investor Dapat Menguasai Lahan IKN Hingga 190 Tahun
Fenomena jatah IPO makin seret bikin investor ritel harus putar otak. Kasus Merdeka Gold jadi bukti permintaan super tinggi bikin porsi ritel mengecil. Solusinya? Jangan cuma ngandelin IPO buat cuan, diversifikasi, pilih IPO yang tepat, dan selalu update regulasi pasar. Karena kalau nggak, kamu bakal terus kebagian remah dari pesta IPO yang megah. (dny)