Kasus HIV di Kabupaten Malang Naik: Didominasi Hubungan Seksual

Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Malang mengalami peningkatan sepanjang 2025.

Share

SUARAGONG.COM – Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Malang mengalami peningkatan sepanjang 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, periode Januari–November 2025 tercatat 421 kasus baru. Naik sekitar 3,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 405 kasus.

Ditemukan 421 Kasus Baru HIV di Kabupaten Malang

Kepala Dinkes Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Chairiyah, menjelaskan bahwa peningkatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun, penyebab terbesar masih berasal dari hubungan seksual berisiko.

“Baik itu hubungan LSL (Laki-laki Seks Laki-laki), WPS (Wanita Pekerja Seks), pelanggan PS, pasangan RISTI atau yang berisiko tinggi, maupun pasangan ODHIV,” jelas Chairiyah.

Penularan Seksual Jadi Dominan

Chairiyah menegaskan bahwa masyarakat perlu lebih sadar terhadap risiko infeksi seksual. Meski demikian, ia mengingatkan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap pengidap HIV.

“Boleh jauhi penyakitnya, tapi jangan menjauhi orangnya,” tegasnya.

Selain hubungan seksual, HIV juga dapat menular melalui ibu ke anak (selama kehamilan, persalinan, atau menyusui), transfusi darah, tertusuk jarum, hingga penggunaan jarum suntik bersama. Namun, tren di Kabupaten Malang menunjukkan bahwa infeksi seksual masih mendominasi penularan dari tahun ke tahun.

Baca Juga : HIV di Malang Masih Didominasi Umur 20-an: Minim Info dan Ada Stigma

Perilaku Seksual Berisiko Perlu Diwaspadai

Chairiyah juga meminta masyarakat menghindari perilaku seksual yang tidak aman dan berpotensi menularkan HIV. Hal ini termasuk hubungan sesama jenis, berganti-ganti pasangan, hingga berhubungan tanpa kondom.

“Kami melakukan skrining serta memberikan kombinasi pencegahan pada mereka seperti transgender, laki-laki seks laki-laki, pekerja seks perempuan dan sebagainya. Termasuk untuk pengobatan IMS, alat suntik steril, dan terapi rumatan metadon,” tambahnya.

Imbauan Dinkes: Waspada, Bukan Panik

Dinkes Malang mengajak seluruh pihak untuk ikut serta menekan penyebaran HIV-AIDS melalui edukasi, skrining, dan perilaku hidup sehat.

“Ini menjadi tanggung jawab bersama. Yang bisa kita lakukan adalah menghindari perilaku yang mengarah pada risiko HIV,” pungkas Chairiyah. (nif/Aye)