SUARAGONG.COM – Dalam beberapa hari terakhir, nama Yellow Valley di Puncak Cartenz menjadi perbincangan di kalangan pendaki dan warganet. Ini menyusul tragedi yang menimpa dua pendaki, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, yang meninggal akibat hipotermia saat mendaki Carstensz Pyramid pada Sabtu (1/3/2025) lalu.
Tak hanya itu, musisi sekaligus pendaki, Fiersa Besari, juga sempat terjebak di Yellow Valley karena cuaca buruk setelah menyelesaikan pendakian ke puncak tertinggi di Indonesia tersebut. Fiersa dan rombongan terpaksa bertahan di base camp selama beberapa hari menunggu cuaca membaik. Dan akhirnya rombongannya tersebut berhasil di evakuasi dan pulang dengan selamat.
Apa Itu Yellow Valley di Puncak Cartenz?
Yellow Valley adalah salah satu titik penting bagi para pendaki yang ingin mencapai Puncak Carstensz. Yang mana merupakan bagian dari Seven Summits atau tujuh puncak tertinggi di dunia.
Base camp ini terletak pada ketinggian sekitar 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Menjadikannya pos terakhir sebelum mencapai puncak. Dengan medan yang terjal berbatu, serta cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi, Yellow Valley menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki.
Beberapa karakteristik khas Yellow Valley, antara lain:
- Suhu bisa menyentuh di bawah nol derajat Celsius
- Kabut tebal sering muncul tiba-tiba, membatasi jarak pandang
- Terdapat danau gletser, yang sering digunakan pendaki untuk mengambil air
Yellow Valley kini menjadi titik awal standar ekspedisi modern ke Puncak Carstensz, menggantikan jalur darat tradisional yang lebih berisiko dan memakan waktu.
Baca Juga : Fiersa Besari dan Rombongan Dievakuasi dari Puncak Carstensz
Sejarah Pendakian Puncak Carstensz
Puncak Carstensz pertama kali berhasil didaki pada 1962 oleh tim pendaki yang dipimpin oleh Heinrich Harrer. Selama beberapa dekade berikutnya, pendakian biasanya dilakukan melalui trekking panjang dari desa-desa terdekat, seperti Sugapa dan Ilaga, dengan base camp di Lembah Meren sebelum menuju Yellow Valley.
Namun, akses ke Puncak Carstensz sempat ditutup pada 1995-2005 karena kondisi keamanan dan perizinan di Papua. Setelah dibuka kembali pada 2006, Yellow Valley semakin populer sebagai base camp utama, terutama berkat kemudahan akses menggunakan helikopter.
Dengan segala tantangan dan keindahannya, Yellow Valley tetap menjadi salah satu tempat paling ekstrem di Indonesia yang hanya bisa ditaklukkan oleh pendaki berpengalaman. (aye)
Baca Juga Artikel Berita Terbaru Lainnya Dari Suaragong di Google News