SUARAGONG.COM – Kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang menjadi sorotan publik dan viral di media sosial. Mahasiswa berinisial ROS tersebut dituduh telah melakukan serangkaian kekerasan seksual terhadap beberapa korban. Lebih parahnya, ia diduga memaksa para korban untuk melakukan aborsi.
Kasus ini mencuat ke publik setelah diungkap oleh akun X @atalaricc, yang membeberkan detail insiden tersebut, termasuk identitas terduga pelaku. Dalam unggahannya, akun tersebut menyebutkan bahwa mahasiswa berinisial ROS, yang juga dikenal dengan nama Ralvio, diduga tidak hanya sekali terlibat dalam kekerasan seksual, tetapi telah melakukan tindakan serupa sebanyak tiga kali.
Baca juga : Trauma Justin Bieber Menjadi Tumbal P Diddy
Tidak hanya menyebabkan kehamilan tanpa tanggung jawab, ROS juga dituduh memaksa para korban untuk melakukan aborsi. Tindakan ini berdampak serius, tidak hanya terhadap kondisi fisik korban, tetapi juga kesehatan mental mereka. Unggahan @atalaricc langsung mendapat respons luas dari warganet, yang mengecam keras tindakan ROS dan menuntut agar pelaku segera diproses secara hukum.
Unggahan dari akun X @atalaricc membuat geger publik setelah menuduh Ralvio, mahasiswa Binus Malang, terlibat dalam kekerasan seksual serta pemaksaan aborsi. “Ralvio tidak hanya melakukan kekerasan seksual, tetapi juga memaksa pacarnya melakukan aborsi. Dia bahkan sering menggunakan kekerasan fisik, seperti memukul dan menjambak, terutama ketika pacarnya menolak berhubungan seksual,” tulis @atalaricc dalam unggahannya.
Lebih lanjut, akun tersebut mengungkapkan sebuah insiden memilukan, di mana pacar Ralvio mengalami perdarahan hebat setelah dipaksa aborsi. Bukannya membantu, ROS justru meninggalkan korban yang sedang kesakitan dan memilih pergi berpesta. Kondisi korban yang semakin memburuk membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan inap, tanpa mendapatkan perhatian atau bantuan sedikit pun dari Ralvio.
Dalam unggahan yang viral, disebutkan bahwa keluarga ROS diduga turut terlibat dalam pemaksaan aborsi terhadap korban. Bahkan, keluarga tersebut dikabarkan mengeluarkan ancaman serius kepada korban jika tidak mengikuti keinginan mereka. “Keluarganya malah ikut memaksa korban untuk segera aborsi, dan terus menyalahkan serta menghina korban dengan kata-kata yang tidak pantas,” tulis akun tersebut.
Tindakan keluarga ROS ini memicu kemarahan besar dari warganet. Banyak yang mengecam keras tindakan pelaku dan keluarganya, yang dianggap melindungi perbuatan buruk ROS. Di sisi lain, netizen juga menyuarakan dukungan bagi para korban, yang kini harus menghadapi proses penyembuhan, baik secara fisik maupun mental, akibat kekerasan yang mereka alami. Gelombang solidaritas ini menggema di media sosial, menuntut keadilan bagi korban dan tindakan tegas bagi pelaku serta keluarganya.
Korban kekerasan seksual dan pemaksaan aborsi oleh ROS tidak hanya mengalami penderitaan fisik, tetapi juga trauma psikologis yang mendalam. Menurut unggahan akun yang mengungkap kasus ini, korban harus menjalani konsultasi rutin dengan psikolog dan psikiater akibat tekanan mental yang luar biasa. Tindakan kekerasan ROS telah menyebabkan luka yang tidak hanya tampak di tubuh, tetapi juga membekas dalam kondisi mental korban yang berkepanjangan.
Baca juga : Mengapa Pelecehan Seksual Sering Terjadi?
Kasus ini segera menarik perhatian publik. Banyak yang mendesak pihak universitas serta aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap ROS dan keluarganya, yang dituduh melindungi tindakannya. Warganet ramai menyuarakan dukungan bagi korban dan berharap agar ia segera mendapatkan keadilan. Beberapa pengguna media sosial bahkan menyarankan agar korban melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang.
Sampai saat ini, pihak Universitas Bina Nusantara belum memberikan pernyataan resmi mengenai kasus ini. Media terus berupaya mengonfirmasi detail lebih lanjut terkait kasus yang tengah viral di platform X tersebut. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news