Malang, Suaragong – Workshop dalam ruangan itu sudah biasa dilakukan. Hal semacam itu kadang menimbulkan kebosanan pada pesertanya. Lantas ujung ujungnya, materi yang disampaikan mentor lewat begitu saja. Nah, tak ada salahnya mengikuti workshop dengan cara baru. Terjun langsung ke lapangan sambil praktik. Dengan cara itu materi yang disampaikan mentor sampai dengan tujuannya. Yuk mencobanya!
Inovasi workshop dengan jenis pelatihan softskill dengan terjun kelapangan, inovasi baru kini dikembangkan oleh Lakshmee Indonesia. Lakshmee Indonesia menyelenggarakan workshop bertema ecoprint dengan mengajak peserta untuk tour berkeliling Kayutangan dan finish di Kedai Sebastien.
Sebelumnya, Lakshmee Indonesia sendiri mengadakan workshop dengan terjun langsung pada pembuatan produk ecoprint. Peserta akan mengecoprint kain dengan beberapa teknik yang telah diilustrasikan sebelumnya, seperti hapa zome atau shibori.
Inovasi pembaharuan ini muncul ketika Covid-19 melanda Indonesia, dimana dengan keterbatasan jarak pendiri dari Lakshmee ini berkeinginan membangkitkan Lakhsmee pasca covid. Levita Damaika melakukan kolaborasi dengan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melaksanaakan praktikum public relation 3, yaitu kelompok Alva Team.
“Inovasi ini tercetus setelah saya dan tim Alva berkeinginan Lakshmee Indonesia bangkit dari dampak Covid-19, seperti masyarakat Indonesia yang juga memulai kehidupan barunya pasca pandemi kemarin” Ungkap Levita.
Dengan mengusung konsep sustainability, Lakshmee mencoba menggabungkan keindahan dari Kayutangan dengan motif khas ecoprint Lakshmee itu sendiri. Pemilihan Kayutangan sendiri didasari dengan keindahan dan keunikan suasana, bangunan-bangunan kuno yang bisa diolah kembali oleh penikmat seni.
Senada dengan Levita, Luthfiyah Zafirah selaku ketua kelompok Alva juga mengungkapkan pembaharuan pada kegiatan rutin Lakshmee adalah hasil dari diskusi antara kelompoknya dan pemilik Lakhsmee, Levita. Diharapkan konsep yang berubah akan membawa nuansa dan suasana baru pada kegiatan workshop ini.
Workshop yang digelar pada Sabtu (08/07/2023) lalu ini, mulai dijalankan dengan diawali tour keliling Kayutangan. Rute yang dilalui adalah dari Hotel Trio Indah menuju Koridor Kayutangan, melewati Kedai Namsun, masuk ke Perkampungan Kayutangan dan Pasar Kayutangan, kemudian melewati Terowongan Semeru dan diakhiri di Kedai Sebastien.
“Tour ini kami harapkan akan membangkitkan perspektif peserta mengenai sisi lain Kayutangan, sehingga nantinya peserta mampu mengekspresikan pengalamannya ke media kain” kata Luthfiyah.
Baca juga : Gunung Pucung, Eco Tourism Yang Mendatangkan Nilai Ekonomi
Dengan didampingi Saiful Akbar, selaku tour guide perjalanan ini peserta akan dijelaskan secara ringkas mengenai beberapa objek yang mungkin menarik perhatian. Informasi ini nantinya akan menjadi tambahan bagi peserta mengenai sejarah atau fakta-fakta unik dari objek yang ada.
Pada lokasi terakhir peserta akan mulai melakukan proses ecoprint, dimana setiap peserta akan diberikan media kain dan dikreasikan dengan metode hapa zome. Hapa zome sendiri dijelaskan secara singkat sebagai metodi memukul bunga ke media kain dengan menggunakan palu, dimana nantinya setelah jadi maka kain ini dapat dibuat peserta menjadi totebag siap pakai.
Tidak hanya workshop ecoprint yang dapat diikuti peserta, namun Lakshmee mengajak berkeliling Jalan Ijen menggunakan kendaraan kuno jenis VW Combi. Peserta juga berhenti sejenak dibeberapa spot wisatawan untuk mengabadikan momen tersebut sebelum akhirnya acara ditutup oleh Lakhsmee Indonesia dan Tim Alva.
“Acaranya cukup seru, pertama kali mencoba ecoprint dan kegiatannya lumayan capek. Apalagi saat proses pengeluaran warna ecoprintnya yang menguras tenaga, untuk kegiatan ini cukup worth it dengan apa yang kita dapatkan selama workshop” Ungkap Lollyta, salah satu peserta workshop.
Wah gaes! Menarik sekali nih inovasi Lakshmee Indonesia dan tim Alva dari UMM, kalian juga pingin ikutankan? (bil/man)