Makna Terselubung dari Logo Band Sukatani

Ft : Makna Terselubung dari Logo Band Sukatani, Ds : Fz

Share

Suaragong.com – Band Sukatani, yang belakangan ini semakin dikenal di kancah musik Indonesia, tidak hanya menyajikan musik yang memikat tetapi juga sebuah pesan kuat melalui logo mereka yang unik. Logo tersebut menampilkan tulisan Arab yang tampaknya merupakan transliterasi dari nama band mereka, “Sukatani.”

Namun, jika kita memperhatikan lebih dalam, ada makna yang lebih dalam yang dapat ditarik dari logo tersebut, yang tidak hanya terkait dengan identitas band, tetapi juga memberikan gambaran tentang kondisi sosial-politik yang tengah berkembang di Indonesia saat ini.

Makna Logo Sukatani dalam Konteks Kebahasaan

Secara sekilas, logo yang berhuruf Arab ini jelas menuliskan nama “Sukatani” dengan huruf-huruf yang familiar bagi penggemar musik mereka. Namun, dalam konteks kebahasaan, logo tersebut bisa dipahami dengan cara yang lebih kompleks dan berlapis.

Ketika tulisan Arab tersebut dibaca, ada dua cara pembacaan yang muncul, yaitu “sukatānī” dan “sakatānī”. Hal ini memberikan tafsiran yang sangat menarik, khususnya jika dilihat dari sisi pesan yang ingin disampaikan oleh band ini.

Pembacaan pertama, “sukatānī,” tentu saja merujuk pada nama band itu sendiri. Namun, ketika kita mengalihkan perhatian kita ke pembacaan kedua, “sakatānī,” terdapat makna yang lebih dalam dan relevan dengan situasi politik di tanah air.

“Sakatānī” dalam bahasa Arab dapat diterjemahkan menjadi “they (2 people/entities) silenced me” atau “mereka (dua entitas) membungkam saya.” Makna ini tentu saja mengundang pertanyaan, siapa dua entitas yang dimaksud dalam konteks ini?

Tafsiran Makna Sosial-Politik

Di tengah hiruk-pikuk politik Indonesia yang kerap diwarnai dengan ketegangan dan kontrol terhadap kebebasan berbicara. Kita bisa melihat dua entitas yang mungkin dimaksud oleh Sukatani. Entitas pertama adalah polisi, yang sering kali terlibat dalam tindakan represif terhadap aktivis, jurnalis, dan masyarakat yang menyuarakan kritik terhadap pemerintah.

Entitas kedua, tentu saja, adalah pemerintah itu sendiri, yang dalam beberapa tahun terakhir telah mendapatkan sorotan tajam. Sorotan karena kebijakan-kebijakan yang dianggap membatasi kebebasan berekspresi.

Contohnya seperti penangkapan terhadap individu atau kelompok yang menentang kebijakan tertentu, atau penerapan aturan yang membatasi ruang gerak media dan masyarakat sipil.

Dalam hal ini, band Sukatani sepertinya ingin mengkritisi keadaan di mana kebebasan berpendapat. Kebebasan yang seharusnya menjadi hak dasar dalam negara demokrasi, justru sering kali terancam.

Melalui logo yang sarat makna tersebut, mereka seolah ingin menunjukkan bahwa mereka, seperti banyak pihak lainnya, merasa dibungkam oleh dua entitas yang memiliki kekuasaan besar dalam negara ini.

Entitas-entitas ini, yaitu polisi dan pemerintah, dengan segala tindakan mereka, dianggap telah meredam suara-suara kritis yang seharusnya menjadi bagian dari proses demokrasi.

Sukatani sebagai Bentuk Kritik Sosial

Menggunakan bahasa simbolis dan berlapis seperti ini, Sukatani juga memanfaatkan kekuatan seni dan musik untuk menyampaikan kritik sosial-politik. Logo mereka bukan hanya sekadar gambar atau simbol yang enak dipandang.

Logo Mereka berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang situasi negara. Band ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya hadir untuk menghibur, tetapi juga untuk berperan sebagai penyalur suara bagi mereka yang merasa dipinggirkan atau dibungkam.

Ketika kita melihat lebih jauh, fenomena seperti ini menunjukkan bagaimana musik, khususnya band seperti Sukatani, bisa menjadi bagian penting dalam pergerakan sosial. Musik telah lama menjadi alat bagi banyak kalangan untuk mengungkapkan kritik terhadap pemerintah atau situasi sosial yang dianggap tidak adil.

Dalam konteks ini, logo Sukatani bisa dilihat sebagai bentuk keberanian mereka untuk tetap berbicara, meskipun ada tekanan dari pihak-pihak yang berkuasa.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan banyak upaya untuk membungkam kritik terhadap pemerintah. Baik melalui pembatasan kebebasan pers maupun penindakan terhadap individu yang dianggap sebagai ancaman.

Maka, tidak mengherankan jika band-band yang memiliki suara yang keras dan berani mulai memasukkan elemen-elemen kritik dalam karya seni mereka. Baik itu melalui lirik lagu, video musik, atau bahkan desain logo seperti yang dilakukan Sukatani.

Logo Sukatani sebagai Simbol Perlawanan

Logo “سكتاني” pun menjadi semacam simbol atau tanda perlawanan terhadap kondisi yang sedang berlangsung. Dengan memadukan unsur budaya lokal (dalam hal ini bahasa Arab) dan bahasa visual, band ini menegaskan bahwa mereka tidak hanya berbicara dalam bahasa musik, tetapi juga dalam bahasa simbol dan makna.

Hal ini memberi dimensi baru pada identitas mereka sebagai band, menjadikan mereka bukan hanya sekadar penghibur, tetapi juga agen perubahan yang menggunakan seni untuk menyuarakan kritik sosial.

Lebih jauh lagi, fenomena ini membuka perbincangan tentang pentingnya kebebasan berekspresi dalam demokrasi. Dalam sistem demokrasi yang sehat, kritik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan seharusnya dihargai.

Namun, dalam kenyataan politik Indonesia saat ini, banyak pihak yang merasa terancam atau bahkan dibungkam hanya karena menyuarakan pendapat mereka. Band seperti Sukatani, dengan logo dan musik mereka, memberikan semangat bagi generasi muda untuk tidak takut berbicara dan menyuarakan kebenaran.

Pada akhirnya, apa yang dilakukan oleh Sukatani dengan logo “سكتاني” adalah sebuah bentuk kepekaan terhadap realitas sosial yang ada. Sekaligus sebuah ajakan untuk tetap teguh mempertahankan kebebasan berbicara dan berpendapat.

Dalam suasana politik yang kerap menekan suara-suara kritis, band ini mengingatkan kita akan pentingnya untuk tidak diam, untuk tidak membiarkan diri kita dibungkam oleh mereka yang berkuasa.

Dengan cara yang kreatif dan penuh makna, Sukatani telah menunjukkan bahwa musik bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan. Musik bisa menjadi sebuah bentuk perlawanan yang sah terhadap ketidakadilan.

Baca Juga : Mengenal Makna Rabu Abu atau Ash Wednesday Bagi Umat Katolik

Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : InstagramFacebook, dan X (Twitter). (Ind/Fz/Sg).

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News