SUARAGONG.COM – 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Sumpah Pemuda merupakan sebutan atas hasil Kongres Pemuda Kedua yang dibacakan pada 28 Oktober 1928. Namun 28 Oktober juga menjadi hari yang spesial untuk Memo X, yang akan berulang tahun yang ke-9.
Tepat di tanggal 28 Oktober 2024, Memo X akan merayakan ulang tahunnya yang ke-9. Dengan mengusung tema “Merah Putih Memo X ku” yang berarti rasa nasionalisme, dan keberanian para jurnalis untuk menyampaikan fakta yang terjadi.
“merah melambangkan media harus berani menyatakan fakta yang terjadi di lapangan, garis putih melambangkan agar insan media tetap netral dalam pilkada,” ujar Prayogi Pangestu, Direktur Utama Memo X.
Warna merah mencerminkan bahwa media harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan fakta yang ada di lapangan, apa pun risikonya. Sementara itu, garis putih melambangkan pentingnya bagi para insan media untuk tetap menjaga netralitas, khususnya dalam peliputan Pilkada, agar informasi yang disajikan tetap objektif dan tidak memihak.
Media Mainstream Tanpa Kode Etik Jurnalis
Prayogi Pangestu juga menjelaskan, dengan kemunculan media sosial yang semakin bebas dan tak terikat oleh aturan verifikasi atau kode etik jurnalistik, respons terhadap media mainstream menjadi semakin kompleks. Di satu sisi, media sosial memberikan kebebasan berekspresi dan akses informasi yang luas bagi semua orang. Siapa pun bisa menjadi “jurnalis” dadakan hanya dengan mem-posting berita atau pendapat tanpa proses verifikasi yang jelas.
Namun, di sisi lain, hal ini juga memicu kekhawatiran akan penyebaran informasi yang tidak akurat, hoaks, atau berita yang menyesatkan. Berbeda dengan media mainstream yang umumnya berpegang pada kode etik jurnalistik dan proses verifikasi yang ketat sebelum menyebarkan informasi, media sosial sering kali tidak memiliki filter semacam itu. Konsekuensinya, masyarakat bisa saja lebih mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar.
Selain itu, kekhawatiran terhadap kondisi media saat ini semakin meningkat. Banyak yang merasa bahwa standar kualitas dan integritas jurnalistik kian terancam di tengah gempuran informasi yang begitu cepat dan bebas, terutama dengan munculnya platform-platform digital yang tidak selalu mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik yang ketat. Di sisi lain, tekanan untuk mengikuti tren dan mendapatkan klik sering kali membuat media arus utama tergelincir dalam penyajian konten yang sensasional atau kurang mendalam, menambah keprihatinan di kalangan pengamat dan praktisi media.
“Saya berharap pemerintah memperhatikan nasib media. Kedepannya dengan presiden baru ini menjadi momen sangat tepat bagi media untuk meningkatkan pelayanan, kritik, saran, dan masukan kepada pemerintah,” tutup Direktur Utama Memo X tersebut. (acs)