Panen Bawang Merah Probolinggo Tembus 20,9 Ton per Hektare

Panen Bawang Merah Probolinggo Capai 20,9 Ton per Hektare

Share

SUARAGONG.COM – Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menghadiri panen bawang merah Probolinggo yang digelar di Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (GAP) di Jalan Barito, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Senin (22/12/2025). Panen ini mencatat hasil menggembirakan dengan produktivitas mencapai 20,9 ton per hektare umbi basah. Sebuah capaian tinggi yang diraih di tengah musim hujan. Hasil tersebut menjadi bukti bahwa penerapan budidaya yang tepat mampu memberikan hasil optimal, bahkan dalam kondisi cuaca yang kerap dianggap kurang ideal bagi tanaman bawang merah.

Panen Bawang Merah Probolinggo Tetap Moncer di Musim Hujan

Pelaksanaan panen bawang merah di Kelurahan Kareng Lor menarik perhatian karena dilakukan saat intensitas hujan masih cukup tinggi. Namun, hasil ubinan di salah satu lahan peserta Sekolah Lapang GAP justru menunjukkan angka produktivitas yang impresif.

Dari 20,9 ton per hektare umbi basah, setelah proses penyusutan sekitar 30 persen, petani masih mampu menghasilkan 14,6 ton per hektare umbi kering siap jual. Angka ini dinilai sangat baik dan menjadi indikator keberhasilan penerapan teknik budidaya bawang merah yang sesuai standar GAP.

Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin mengapresiasi kerja keras para petani dan seluruh pihak yang terlibat dalam pendampingan. Menurutnya, hasil panen ini membuktikan bahwa teknologi dan pendampingan pertanian mampu menjawab tantangan cuaca.

“Ke depan, kita tidak hanya bicara soal produksi, tapi juga pengemasan dan branding. Nilainya akan semakin meningkat dan harga di tingkat petani juga bisa naik,” ujarnya.

Baca juga: Wushu Kabupaten Probolinggo Raih 4 Medali di Kejurda Sanda

Kontribusi Panen Bawang Merah Probolinggo untuk Tekan Inflasi

Selain berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani, panen bawang merah Probolinggo juga memiliki peran strategis dalam pengendalian inflasi daerah. Bawang merah selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas hortikultura yang sering memicu fluktuasi harga bahan pangan.

Dengan meningkatnya produksi lokal, ketergantungan pasokan dari luar daerah dapat ditekan. Hal ini menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas harga sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

Tak hanya itu, pengembangan bawang merah di Kareng Lor juga sejalan dengan program nasional Asta Cita Presiden Prabowo, termasuk dukungan terhadap Koperasi Merah Putih serta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan bahan pangan berkelanjutan.

Baca juga: Kurash Probolinggo Borong 8 Medali di Kejurprov Jatim

Bawang Merah Jadi Komoditas Strategis Kota Probolinggo

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPPP) Kota Probolinggo, Fitriawati, menjelaskan bahwa bawang merah merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi sekaligus penyumbang inflasi bersama cabai rawit. Oleh karena itu, komoditas ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Kota Probolinggo sendiri dikenal sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah di Jawa Timur. Potensi tersebut terus dikembangkan melalui berbagai program pendampingan, salah satunya Sekolah Lapang GAP yang memberikan bimbingan intensif sejak tahap persiapan lahan hingga pasca panen.

“Untuk mendukung peningkatan produksi, khususnya di Kelurahan Kareng Lor, pemerintah memberikan pendampingan serta bantuan sarana produksi dan alat mesin pertanian,” jelas Fitriawati.

Baca juga: PMI Kabupaten Probolinggo Gelar Operasi Katarak Gratis

Sekolah Lapang GAP Dorong Keberhasilan Panen Bawang Merah Probolinggo

Program Sekolah Lapang GAP dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani dalam menerapkan budidaya bawang merah yang baik dan benar sesuai spesifik lokasi. Program ini juga diharapkan mampu menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan mendorong kesejahteraan petani.

Sebanyak 15 petani berusia 18 hingga 50 tahun mengikuti kegiatan ini. Selain petani, kegiatan juga melibatkan Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Kota Probolinggo, Ketua Gapoktan Kecamatan Kedopok, penyuluh pertanian, petugas POPT, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Total peserta yang terlibat mencapai sekitar 25 orang.

Baca juga: HKSN 2025 Probolinggo Solidaritas Lewat Aksi Bersih Sungai dan UMKM

Materi Pembelajaran dan Luas Lahan Sekolah Lapang

Sekolah Lapang GAP dilaksanakan di kawasan bawang merah seluas total 3 hektare yang tersebar di Jalan Barito dan Jalan Progo. Kegiatan ini berlangsung dalam lima kali pertemuan dengan materi yang komprehensif, mulai dari teknik budidaya, pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga penanganan panen dan pasca panen.

Kegiatan dimulai pada 22 Agustus 2025 dengan menghadirkan pemateri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), POPT, serta penyuluh pertanian. Pendekatan ini memastikan petani tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara langsung di lapangan.

Baca juga: Hari Bela Negara Probolinggo Wali Kota Tegaskan Nasionalisme

Dukungan Sarana Produksi dan Alat Pertanian

Untuk menunjang keberhasilan program, petani peserta Sekolah Lapang GAP menerima bantuan sarana produksi berupa bibit bawang merah varietas Biru Lancur sebanyak 3 ton, pupuk organik 8,4 ton, pupuk NPK 750 kilogram, serta kapur dolomit 1,5 ton. Pemerintah juga menyalurkan bantuan alat pertanian berupa satu unit cultivator dan satu unit kendaraan roda tiga.

Bantuan tersebut dinilai sangat membantu petani, terutama di tengah harga bibit dan bawang merah yang relatif tinggi, sehingga petani dapat lebih fokus pada penerapan teknik budidaya optimal.

Baca juga: Wali Kota Probolinggo Hadiri Muscab IDI 2025–2028

Hasil Panen dan Dukungan Pejabat Daerah

Penanaman bawang merah dimulai pada 25 Oktober 2025, dengan panen awal dilakukan pada 14 Desember 2025. Hingga Senin (22/12/2025), sebanyak 13 dari 15 petani penerima bantuan telah melaksanakan panen.

Selain lahan milik Hermanto yang menghasilkan 20,9 ton per hektare umbi basah, lahan milik Karim juga mencatat hasil 20,4 ton per hektare umbi basah atau setara 14,3 ton per hektare umbi kering. Panen raya ini turut dihadiri sejumlah pejabat daerah sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan sektor pertanian di Kota Probolinggo. (duh/dny)