Pemkot Surabaya Gelar Job Fair Disabilitas, Buka 285 Loker

Job fair disabilitas pertama di Surabaya menyediakan 285 peluang kerja. Pemkot Surabaya dorong dunia kerja lebih ramah dan inklusif bagi difabel.

Share

SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menunjukkan komitmen kuatnya. Kali ini, Pemkot melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) menggelar Job Fair dan Walk-In Interview khusus penyandang disabilitas, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini merupakan yang pertama kali digelar secara khusus bagi difabel di Kota Pahlawan.

Pemkot Surabaya Gelar Job Fair dan Walk-In Interview Disabilitas

Job fair yang berlangsung selama dua hari, 25–26 November 2025, di Gedung Wanita Chandra Kencana, Jalan Kalibokor Selatan No. 2 Surabaya, diikuti oleh 10 perusahaan yang menyediakan 285 peluang kerja bagi para pencari kerja disabilitas. Antusiasme juga cukup tinggi, terbukti dari jumlah pelamar yang mencapai sekitar 300 orang, sehingga pelaksanaan dibagi menjadi dua sesi demi kenyamanan peserta.

Dalam sambutannya mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sekda Kota Surabaya Lilik Arijanto menekankan bahwa kemajuan kota tidak hanya diukur dari pembangunan fisik semata, melainkan juga dari kemampuan pemerintah menghadirkan kesempatan yang setara bagi seluruh masyarakat.

“Pembangunan sejati adalah ketika setiap warga, termasuk saudara kita penyandang disabilitas, mendapatkan peluang yang sama untuk berkembang, bekerja, dan berkontribusi,” ujar Sekda Lilik.

Ia menambahkan, pemkot terus berupaya menciptakan ekosistem inklusif melalui berbagai kebijakan dan pelatihan kompetensi agar penyandang disabilitas memiliki ruang luas untuk menunjukkan kapasitasnya.

4.663 Angkatan Kerja Disabilitas, Perusahaan Diminta Lebih Terbuka

Kepala Disperinaker Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan job fair ini berbasis pada data yang menunjukkan ada 4.663 angkatan kerja disabilitas di Surabaya yang memiliki potensi besar untuk terserap dunia kerja.

Dengan mengacu pada undang-undang yang mewajibkan minimal 1% pekerja disabilitas di setiap perusahaan, Pemkot Surabaya mendorong sektor swasta untuk lebih inklusif.

“Perusahaan yang hadir hari ini benar-benar mencari kompetensi. Misalnya, posisi Quality Control, teman-teman disabilitas dinilai lebih unggul karena fokus dan ketelitian yang tinggi,” jelas Hebi.

Adapun fokus penerimaan terbuka bagi penyandang disabilitas fisik, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, dan tunanetra parsial. Seluruh pelamar diwajibkan mendaftar melalui bit.ly/daftarassik dan datang sesuai sesi bersama pendamping.

Pemkot juga memastikan prosesnya tuntas hingga tahap akhir.

“Kami akan kawal sampai tanda tangan kontrak. Kami juga memantau hubungan industrialnya. Agar mereka bekerja dengan aman dan nyaman,” tegasnya.

Bagi mereka yang belum terserap, Disperinaker menyediakan pelatihan sertifikasi melalui aplikasi Arek Surabaya Siap Kerja (ASSIK).

Apresiasi Wali Kota dan Harapan Pencari Kerja

Hebi juga menyampaikan pesan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang memberikan apresiasi besar kepada perusahaan peserta job fair. Karena sudah membuka ruang kerja setara bagi penyandang disabilitas.

Di sisi lain, para peserta pun menyambut kegiatan ini dengan penuh harapan. Salah satunya, Rafif Aqil Priyono, yang mengaku sangat terbantu dengan adanya job fair khusus ini.

“Perasaan saya senang sekali karena ada job fair khusus ini. Sangat membantu saya sebagai penyandang disabilitas untuk mencari pekerjaan,” ungkap Rafif.

Kebahagiaan serupa dirasakan oleh Indah, pelamar disabilitas tuna rungu yang datang bersama penerjemah bahasa isyarat Disperinaker, Intan. Indah melamar posisi housekeeper di salah satu hotel berbintang.

“Indah sangat bahagia. Harapannya tentu bisa diterima kerja untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang tidak melihat keterbatasan kami, tapi memberi kesempatan,” ujar Intan menerjemahkan.

Langkah progresif Pemkot Surabaya ini diharapkan dapat membuka jalan lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk memasuki dunia kerja. Sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi inklusif di Kota Pahlawan. (Wahyu/aye)