Pesantren Kilat Ramadan di Lapas Jombang, Warga Binaan Antusias Mendalami Agama

Pesantren Kilat Ramadan di Lapas Jombang, Warga Binaan Antusias Mendalami Agama (Media Suara Gong)

Share

SUARAGONG.COM – Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar pesantren kilat khusus bagi warga binaan selama bulan suci Ramadan. Sebanyak 772 warga binaan beragama Islam diwajibkan mengikuti program ini dengan harapan dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka.

Kepala Lapas Kelas II B Kabupaten Jombang, M Ulin Nuha, menyampaikan bahwa program ini diadakan untuk memberikan pencerahan serta meningkatkan pemahaman keagamaan para narapidana.

“Mudah-mudahan dengan hadirnya Ramadan ini bisa memberikan pencerahan dan menjadi momentum untuk introspeksi diri bagi para warga binaan,” ujar Ulin Nuha, Minggu (9/3/2025).

Kegiatan pesantren kilat ini berlangsung sejak pagi hari, dimulai dengan salat duha dan salat tobat berjemaah. Setelah itu, para peserta membaca dan mendalami Al-Qur’an dengan bimbingan tokoh agama. Narapidana yang belum mahir membaca Al-Qur’an diberikan pendampingan khusus agar bisa lebih memahami bacaan suci tersebut.

Baca juga: Lapas Jombang Gelar Upacara, Bangkitkan Nasionalisme WBP

Warga Binaan Semangat Mengikuti Pesantren Kilat

Pesantren kilat ini tidak hanya diikuti oleh narapidana laki-laki, tetapi juga narapidana perempuan yang diasuh langsung oleh ustazah dari Kemenag. Para warga binaan tampak bersemangat dalam mengikuti setiap sesi pembelajaran. Bahkan, beberapa dari mereka terlihat membaca dan menghafalkan huruf hijaiyah di depan sel tahanan masing-masing.

Salah satu warga binaan, Erik Satrio Nugroho, mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti program ini. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memberikan ilmu keagamaan, tetapi juga menjadi momen mendekatkan diri kepada Allah.

“Alhamdulillah saya sudah pernah mengkhatamkan Al-Qur’an sekali. Semoga Ramadan tahun ini saya bisa kembali khatam,” ungkap Erik.

Selain membaca Al-Qur’an, para peserta juga mendapatkan materi keagamaan seperti fiqih, akhlak, serta kisah-kisah inspiratif dari para nabi. Kemenag berharap bahwa dengan adanya program ini, warga binaan bisa mendapatkan bekal spiritual yang bermanfaat saat kembali ke masyarakat nanti.

Kegiatan pesantren kilat di dalam lapas ini menjadi salah satu upaya dalam memberikan pembinaan mental dan spiritual bagi para narapidana. Dengan adanya program seperti ini, diharapkan mereka bisa lebih memahami makna kehidupan dan mendapatkan motivasi untuk menjalani hidup dengan lebih baik setelah masa hukuman mereka selesai. (rfr)