Tambah Anggaran Rp178 Triliun Buat Tenaga Ajar dan Dosen

Tambahan Rp178 Triliun untuk Tenaga Ajar & Dosen

Share

SURABAYA, SUARAGONG.COM – Presiden RI Prabowo Subianto bikin gebrakan lewat pidato Nota Keuangan RAPBN 2026. Beliau ngumumin ada tambahan anggaran tenaga ajar dan dosen sebesar Rp178,7 triliun, khususnya buat mereka yang ngajar di daerah pinggiran dan pelosok.

Langkah ini langsung dapet apresiasi dari anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas. Menurutnya, keputusan Prabowo ini jadi angin segar buat dunia pendidikan yang selama ini masih sering ketemu masalah ketimpangan kualitas antara kota besar dan daerah.

“Ini niat baik Presiden. Tambahan Rp178 triliun untuk tenaga ajar dan dosen, khususnya di daerah pinggiran, itu jawaban dari isu disparitas pendidikan kita,” kata Puguh, yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim.

Kenapa Penting Buat Tenaga Ajar dan Dosen?

Puguh ngasih highlight kalau kualitas pengajaran itu erat banget hubungannya sama kesejahteraan tenaga pendidik. Masih banyak tenaga ajar non-ASN di daerah yang gajinya minim banget, bahkan jauh dari kata layak.

Kalau kesejahteraan tenaga ajar naik, otomatis motivasi dan profesionalisme juga ikut naik. Dampaknya? Anak-anak di kota maupun pelosok bisa dapet standar pendidikan yang lebih merata.

Baca juga: Hardiknas 2025 di Lumajang, Ribuan Tenaga Pengajar Ikuti Jalan Santai Penuh Makna

Dukungan Daerah Juga Gak Kalah Penting

Selain bantuan dari pusat, Jawa Timur sebenarnya udah lama fokus ke pendidikan. Ada program Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Daerah (BPOPP) senilai hampir Rp1 triliun tiap tahun dari APBD.

Memang BPOPP gak bisa nutup semua kebutuhan, tapi lumayan banget buat nguatkan dana BOS yang udah ada. Kalau ditambah dengan tambahan anggaran tenaga ajar dan dosen dari pemerintah pusat, otomatis makin solid buat naikin kualitas pendidikan di Jatim.

Baca juga: Pemkab Lumajang Berupaya Atasi Kekurangan Tenaga Pengajar ASN

Harapan ke Depan

Puguh berharap kebijakan ini bisa tepat sasaran. Artinya, benar-benar nyampe ke tenaga ajar yang selama ini termarjinalkan, terutama di pedalaman dan kepulauan.

“Kalau pusat nambah anggaran dan daerah juga terus support, insya Allah kualitas pendidikan bakal makin merata. Anak-anak di pelosok Jawa Timur bisa punya kesempatan belajar yang sama kayak anak-anak di kota besar,” pungkasnya. (wahyu/dny)