SURABAYA, SUARAGONG.COM – Fraksi PAN DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) baru aja kasih catatan plus beberapa pertanyaan soal Rancangan APBD (RAPBD) Jawa Timur 2026. Hal ini disampaikan langsung sama jubir Fraksi PAN, Suli Da’im, pas rapat paripurna.
APBD Harus Nyambung dengan RPJMD
Menurut Suli Da’im, penyusunan R-APBD itu gak bisa lepas dari tujuan dan arah penyelenggaraan pemerintahan. Intinya, APBD harus nyambung sama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang diturunkan tiap tahun lewat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RKPD tahunan sendiri jadi semacam jalan buat ngejar target RPJMD lima tahun ke depan. Jadi, kata Suli Da’im, APBD itu bukan sekadar tumpukan angka dan alokasi duit buat urusan teknis. Lebih dari itu, APBD diposisikan sebagai instrumen buat ngejar target RPJMD lewat tema tahunan di RKPD.
Baca juga: RAPBD Jawa Timur 2026 Dinilai Layak Dibahas DPRD
Kritik Fraksi PAN Soal RAPBD Jawa Timur 2026
“Dengan konteks ini, Fraksi PAN memandang bahwa Rancangan APBD Tahun Anggaran 2026 masih belum bisa ngejelasin alokasi anggaran ini bakal ngefek ke capaian apa dalam RPJMD Jawa Timur,” jelasnya.
“Dengan kata lain, intervensi lewat uang rakyat ini harusnya bisa jelas banget mau ngejar capaian IKU yang mana. Mohon penjelasan lebih detail soal ini, minimal nyambung sama 9 poin besar di RKPD 2026,” tambahnya.
Baca juga: Alih Fungsi Lahan Surabaya Jadi Arena Olahraga Baru
Tema RKPD 2026 Dinilai Belum Nyata
Nah, buat RKPD 2026 ini, temanya adalah Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Melalui Pembangunan Wilayah Strategis dan Peningkatan Produktivitas Menuju Kemandirian Pangan dan Energi. Tapi menurut Suli Da’im, prioritas anggarannya malah belum kelihatan nyambung sama tema itu.
“Kalau dilihat, nggak ada yang benar-benar nunjukin bedanya RAPBD Jawa Timur 2026 ini. Harusnya lebih fokus ke pembangunan wilayah strategis, peningkatan produktivitas, plus kemandirian pangan dan energi,” tegasnya.
Baca juga: Pelantikan HIPMI Womenpreneur Jatim Periode 2025-2028
Alokasi Anggaran Masih Dipertanyakan
Menurutnya, tiga poin penting tadi masih belum kelihatan dari alokasi anggaran R-APBD 2026. Makanya, Fraksi PAN nanya, di mana dan dalam bentuk apa pembangunan wilayah strategis bakal diwujudkan di tahun 2026?
“Juga gimana anatomi anggaran di R-APBD 2026 ini benar-benar ngegas ke arah kemandirian pangan dan energi. Plus, strategi intervensinya juga harus jelas lewat program-program yang emang layak didukung lebih besar dibanding lainnya, tentu aja sesuai aturan pemerintah,” katanya.
Baca juga: Transparansi Anggaran Pemkot Surabaya
Fokus Kemandirian dan Ketahanan Pangan
Soal tema RKPD di sektor kemandirian pangan, Fraksi PAN nganggep wajar kalau anggaran harus nge-refleksikan hal itu. Terutama buat dinas-dinas yang ngurus ketahanan pangan biar posisi Jatim sebagai lumbung pangan utama Indonesia tetap aman.
“Lebih dari itu, ketahanan pangan jangan cuma dipahami soal ketersediaan doang. Tapi gimana caranya bikin ketersediaan itu lewat dukungan ke sektor penghasil pangan. Contohnya infrastruktur agraria, kayak irigasi, embung, dan lainnya,” tandasnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya dan Tual Jalin MoU Wujudkan Pemerataan Pembangunan
Anggaran Irigasi Jadi Sorotan
Makanya, mereka juga sorot soal minimnya alokasi anggaran buat infrastruktur jaringan dan irigasi yang cuma Rp44,7 miliar. Buat Fraksi PAN, angka ini jelas jauh dari kata maksimal dalam mendukung ketahanan pangan.
“Ini penting banget. Infrastruktur irigasi harusnya jadi trigger buat kami minta penjelasan ke Gubernur soal penurunan belanja modal di RAPBD Tahun Anggaran 2026 yang cuma Rp3,08 triliun. Angka segini jelas butuh penjelasan detail,” pungkasnya. (wahyu/dny)