Rehabilitasi Pasar Ploso Jombang Pedagang Dapat Relokasi

Proyek Rehabilitasi Pasar Ploso Jombang

Share

SUARAGONG.COM – Proyek rehabilitasi Pasar Ploso Jombang terus berjalan. Kini, pengerjaan mulai merambah ke bagian depan pasar dengan membongkar sebanyak 80 lapak atau kios pedagang. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari tahap sterilisasi area agar proses pembangunan tidak terhambat. Para pedagang pun sudah disiapkan tiga opsi lokasi relokasi sementara agar tetap bisa berjualan selama proyek berlangsung.

80 Lapak Dibongkar untuk Sterilisasi Area

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang, Suwignyo, melalui Kepala Bidang Sarana Perdagangan dan Barang Pokok Penting, Yustinus Harris Eko Prasetijo, menjelaskan bahwa pembongkaran lapak menjadi tahap penting dalam proyek rehabilitasi Pasar Ploso Jombang.

“Pengerjaan sudah mulai mengarah ke bagian depan. Ada sekitar 80 kios pedagang yang dibongkar untuk sterilisasi area. Rata-rata lapak tersebut semi permanen berbahan kayu,” ujarnya, Rabu (24/9).

Menurutnya, sterilisasi perlu dilakukan agar pengerjaan proyek berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas lain di sekitar pasar.

Baca juga: Revitalisasi Pasar Ploso Dimulai Pedagang Bersiap Pindah ke Lapangan Bawangan

Tiga Opsi Relokasi Sementara Pedagang

Terkait nasib pedagang terdampak, Harris menegaskan sudah ada kesepakatan hasil hearing dengan DPRD Jombang. Para pedagang diberikan kebebasan memilih tiga lokasi sementara, yakni:

  1. Lapangan Bawangan Desa Losari, yang sudah dibangun menggunakan anggaran sekitar Rp 1 miliar.
  2. Area kosong di dalam Pasar Ploso yang masih memungkinkan untuk ditempati.
  3. Timur Kantor Kecamatan Ploso, lokasi yang biasanya dipakai untuk kegiatan Car Free Day (CFD).

“Pedagang bebas memilih akan pindah ke mana sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat,” tambah Harris.

Baca juga: Harga Beras Naik di Jombang DPRD Desak Operasi Pasar Segera Dilakukan

Anggaran Proyek dari Pemprov Jatim

Rehabilitasi Pasar Ploso Jombang ini dibiayai dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan total anggaran mencapai Rp 4 miliar. Proyek dikerjakan oleh CV Panama asal Sampang.

Selain itu, pembangunan pasar buah di Sub Terminal Ploso juga sedang berjalan dengan nilai proyek Rp 3,7 miliar yang dikerjakan CV Jokotole dari Surabaya. Kedua proyek ini diharapkan mampu meningkatkan fasilitas perdagangan sekaligus memberikan kenyamanan lebih bagi pedagang maupun pembeli.

Meski begitu, polemik sempat muncul karena sebagian pedagang menolak direlokasi ke Lapangan Bawangan. Mereka menilai bangunan lapak yang disediakan pemkab kurang layak untuk berjualan.

Baca juga: Pemkab Jombang Gelar Pasar Murah untuk Meringankan Beban Masyarakat

Rehab Pasar Ploso dan Dukungan Relokasi Pedagang

Pantauan di lokasi menunjukkan sejumlah lapak dan atap ruko bagian depan pasar sudah mulai dibongkar. Sementara itu, deretan lapak yang dibangun di Lapangan Bawangan tampak masih sepi dan belum banyak ditempati pedagang.

Dengan adanya opsi relokasi lain, pemerintah berharap para pedagang tetap bisa beraktivitas tanpa kehilangan pelanggan, sekaligus mendukung kelancaran proyek rehabilitasi Pasar Ploso Jombang yang ditargetkan selesai tepat waktu.

Baca juga: Dekranasda Jombang Perajin Lokal Siap Bersaing Global

Pemkab Jombang Dukung Perajin Lokal Tingkatkan Daya Saing

Selain fokus pada rehabilitasi pasar, Pemkab Jombang juga tengah mendorong perajin lokal agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Melalui Dekranasda, berbagai program pembinaan dan pemasaran terus digencarkan untuk mengangkat potensi kerajinan khas Jombang seperti batik, perhiasan kaca, hingga anyaman bambu. (rfr/dny)