Suaragong.com – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 di Kota Probolinggo tidak hanya menjadi momen refleksi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai ajang edukasi bagi generasi muda.
Salah satu kegiatan menarik yang digelar dalam peringatan ini adalah pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan komposter Pupuk Organik Cair (POC). Pelatihan pengolahan sampah yang diperuntukkan bagi Calon Sekolah Adiwiyata Nasional (CSAN) dan Calon Sekolah Adiwiyata Kota Probolinggo (CSAK) tahun 2025.
Pelatihan ini berlangsung di Aula Bestari pada Rabu (26/02/2025) dan dibuka langsung oleh Staf Ahli Wali Kota Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Slamet Swantoro. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kesadaran akan pengelolaan sampah harus ditanamkan sejak dini, terutama di lingkungan sekolah yang menjadi pusat pembelajaran.
Pelatihan Bersama Ahli Lingkungan
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Ketua DPRD Kota Probolinggo Dwi Laksmi Syntha dan Ketua Paguyuban Peduli Sampah (PAPESA), Syaifuddin Zuhri. Keduanya memberikan materi seputar pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan serta pentingnya program Sekolah Adiwiyata sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah secara mandiri.
Salah satu materi utama yang disampaikan adalah pemenuhan indikator Dokumen Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Dokumen ini menjadi standar dalam menerapkan budaya peduli lingkungan di lingkungan sekolah dan menjadi syarat utama bagi sekolah yang ingin meraih predikat Sekolah Adiwiyata Nasional maupun Kota.
Selain teori, peserta juga mendapatkan praktek langsung dalam mengolah sampah organik dengan metode komposter POC. Komposter ini memungkinkan sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan untuk diubah menjadi pupuk cair yang bermanfaat bagi tanaman.
Dengan penerapan metode ini, diharapkan sekolah-sekolah dapat lebih mandiri dalam mengelola sampah organiknya dan mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
15 Unit Komposter POC Diserahkan ke Sekolah
Sebagai bagian dari program ini, Pemerintah Kota Probolinggo menyerahkan 15 unit komposter POC kepada sekolah-sekolah yang tergabung dalam CSAN. Bantuan ini diharapkan dapat langsung dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk mulai mengolah sampah organik secara mandiri.
Dengan langkah konkret ini, pelaksanaan pengelolaan sampah di sekolah tidak hanya menjadi teori belaka, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan adanya komposter POC ini, kami berharap para siswa bisa lebih sadar akan pentingnya mengelola sampah sejak dini. Lingkungan sekolah yang bersih akan menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman dan sehat,” ujar Slamet Swantoro dalam sambutannya.
Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Ketua DPRD Kota Probolinggo, Dwi Laksmi Syntha, menekankan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan pada anak-anak. Pendidikan mengenai pengelolaan sampah harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah, bukan hanya sebagai proyek sementara.
“Kalau kita ingin masa depan yang lebih hijau, maka kita harus mulai dari sekarang. Generasi muda harus dibekali dengan pengetahuan dan kebiasaan baik dalam mengelola sampah. Sehingga nantinya mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ujar Dwi Laksmi.
Ketua PAPESA, Syaifuddin Zuhri, juga menambahkan bahwa kebiasaan kecil, seperti memilah sampah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, bisa memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten. Dengan adanya pelatihan ini, ia berharap para siswa dapat membawa perubahan di sekolah dan di lingkungan rumah mereka.
Dampak Positif bagi Sekolah dan Lingkungan
Penerapan komposter POC di sekolah tidak hanya berdampak pada lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga memiliki manfaat ekonomi. Hasil pupuk organik cair yang dihasilkan bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman di lingkungan sekolah atau bahkan dijual sebagai produk ramah lingkungan.
“Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak bahwa sampah itu tidak selalu harus dibuang. Jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi sesuatu yang bernilai. Ini bukan hanya soal menjaga kebersihan, tapi juga bisa menjadi peluang usaha di masa depan,” ujar Syaifuddin.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Kota Probolinggo semakin menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Generasi muda pun diajak untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktif berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Dengan semangat Hari Peduli Sampah Nasional 2025, diharapkan semakin banyak sekolah yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan menjadikan kebiasaan ini sebagai bagian dari budaya sekolah yang berkelanjutan. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? Ayo jaga lingkungan mulai dari sekolah!
Baca Juga : Waspada Genangan, Pemkot Probolinggo Normalisasi Drainase
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Hud/Fz).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News