Gaes !!! Karir Basket Sitha Marino

Share

Malang, Suaragong – Jauh sebelum menjadi publik Figur Sitha Marino adalah seorang atlet Basket. Basket bukan hanya sekedar olahraga bagi Sitha. Lebih dari itu, basket menjadi wadah Sitha menemukan jati diri. Perilaku Sitha yang tergolong bandel dan tomboy membuatnya dijauhi teman sebayanya kala itu. Namun, setelah mengenal basket, Sitha justru jadi lebih mudah bergaul.

Awal perjalanan karier Sitha Marino saat dirinya terpilih masuk dalam skuat DBL All-Star 2016 yang berangkat ke Amerika Serikat. Sebelumnya dia tidak pernah membayangkan akan menjadi atlet dalam hidupnya. Sangat menyenangkan ketika hobi membawa menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam. Namanya melejit dengan posisi Point Guard dan menonjol dengan postur tubuh yang jangkung untuk usianya. Lewat DBL All-Star 2016 Sintha marino mendapatkan beasiswa. Universitas Pelita Harapan yang memberinya beasiswa dengan harapan agar dia bisa berkarir di dunia basket dan terus mengupgrade pendidikannya. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Sitha memutuskan pindah dari Bali ke Jakarta dan hidup mandiri tanpa orang tua demi mengejar impian di dunia basket.

Karier Basket Shita Marino

Sitha juga dilirik beberapa klub profesional Indonesia. Akan tetapi, penggemar berat LeBron James itu tak ingin gegabah mengambil keputusan. Pertimbangan Sitha tak lepas dari kondisi liga basket putri yang belum jelas di Indonesia. Menurut gadis kelahiran 1999 itu, masa depan pebasket putri di Indonesia masih jauh dari kata menjanjikan.

Keputusan Sitha mulai berubah saat Dewi Putri Sungging, seniornya di Universita Pelita Harapan, mengajaknya bermain di klub Sahabat Semarang. Sosok Sungging juga yang membuat Sitha yakin memilih Sahabat Semarang sebagai klub profesional pertamanya. Sitha memulai debutnya bersama Sahabat Semarang pada seri pertama Srikandi Cup 2017-2018 di Makassar. Proses bergabungnya Sitha ke Sahabat juga terbilang mendadak dan cepat karena putri bungsu dari tiga bersaudara itu masuk ke tim di pertengahan kompetisi.

Namun dia tidak bisa diraih Sitha Marino sejauh ini, tersimpan sebuah impian yang mungkin bakal sulit diwujudkan .Membela tim nasional Indonesia tak akan mungkin bisa dilakukan Sitha. Jauh di dalam lubuk hatinya, Sitha mencintai Indonesia. Namun, status kewarganegaraan membuatnya tak mungkin bisa membela tim Garuda. Saat ini, Sitha berstatus sebagai warga negara Italia mengikuti sang ayah, Francesco Marino. Kondisi tersebut pula yang membuat Sitha tidak pernah bisa bermain membela universitas hingga provinsi, seperti di level nasional seperti PON, POPNAS, dan POMNAS . Semua kejuaraan tersebut mengharuskan pesertanya memiliki kewarganegaraan Indonesia. (Ind)