SUARAGONG.COM – Seiring mendekatnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang dijadwalkan pada 20 Oktober 2024, sejumlah nama mulai mencuat sebagai calon menteri dalam kabinet baru. Menariknya, kandidat-kandidat ini tidak hanya berasal dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), tetapi juga dari luar partai pendukung Prabowo.
Kabar beredar bahwa beberapa calon menteri tidak berasal dari partai yang mendukung langsung Prabowo dalam pemilu. Salah satu nama yang muncul adalah Abdullah Azwar Anas, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) saat ini. Selain itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, yang juga dikenal dekat dengan PDI-P, disebut-sebut berpotensi masuk dalam kabinet Prabowo.
Menariknya, PDI-P sendiri belum menentukan sikap apakah akan bergabung atau berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran. Ini membuat spekulasi semakin menarik, terutama terkait nama-nama dari kubu PDI-P yang mungkin saja terlibat dalam kabinet mendatang.
Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Prabowo, mengaku tidak mengetahui secara pasti soal kabar masuknya Azwar Anas dan Budi Gunawan ke dalam susunan kabinet. “Saya enggak tahu kalau itu, yang tahu Pak Prabowo,” ujar Dahnil dalam wawancaranya dengan Kompas TV pada Minggu, 29 September 2024. Namun, Dahnil memastikan bahwa Prabowo sudah mengantongi beberapa nama calon menteri dari partai politik maupun usulan dari organisasi kemasyarakatan (ormas).
Kunjungan Para Tokoh ke Kediaman Prabowo
Menjelang pelantikan, sejumlah tokoh politik juga terlihat mengunjungi kediaman Prabowo di Hambalang, seperti dilansir dari Kompas.id. Beberapa tokoh yang datang termasuk Asisten Khusus Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, serta Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, yang mewakili elite Partai Gerindra. Kedatangan para tokoh ini memicu spekulasi tentang keterlibatan mereka dalam kabinet baru, meskipun Dahnil menegaskan bahwa pertemuan tersebut adalah hal yang lumrah mengingat peran mereka yang sering bersinggungan dengan tugas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Alumni SMA Taruna Nusantara dalam Kabinet
Salah satu hal menarik lainnya adalah keterlibatan alumni SMA Taruna Nusantara, Magelang, dalam kabinet baru. Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan adik Prabowo, pernah menyebutkan bahwa akan ada sekitar empat kursi menteri yang diisi oleh lulusan sekolah tersebut. Meski tidak menyebutkan siapa saja nama-nama itu, Hashim menegaskan bahwa dirinya sudah mengetahui beberapa di antaranya namun terikat janji untuk tidak membocorkannya ke publik.
Dalam jajaran Partai Gerindra, beberapa alumni Taruna Nusantara juga memegang posisi strategis. Misalnya, Sugiono, yang merupakan alumni angkatan ke-5, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Ada juga nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga berpeluang masuk kabinet. AHY, yang sempat menjadi Ketua Osis dan lulusan terbaik di Taruna Nusantara, saat ini menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Selain itu, Prasetyo Hadi, Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPP Partai Gerindra, serta Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, juga disebut-sebut berpeluang masuk kabinet. Keduanya juga merupakan alumni SMA Taruna Nusantara, dengan Sudaryono saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
Baca juga : Tokoh Terkenal Menolak Tawaran Kabinet Prabowo. Siapa Aja Ya?
Tiga Syarat Menjadi Menteri Prabowo
Meskipun sejumlah nama telah mencuat, Dahnil Anzar Simanjuntak menekankan bahwa ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi oleh calon menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran. Pertama, integritas. Prabowo sangat menekankan pentingnya integritas sebagai bagian dari komitmennya untuk memberantas korupsi dalam pemerintahannya.
Kedua, calon menteri harus memiliki kompetensi. Prabowo berkeinginan membentuk kabinet zaken, yaitu kabinet yang diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian khusus di bidang yang akan mereka urus. Kompetensi menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan oleh Prabowo dalam memilih pembantunya di kabinet.
Terakhir, loyalitas. Menurut Dahnil, Prabowo ingin memastikan bahwa setiap menteri yang masuk dalam kabinetnya harus loyal dan tegak lurus terhadap agenda pembangunan yang telah dirancang. Loyalitas dianggap penting untuk menjaga kekompakan dan soliditas dalam menjalankan pemerintahan.
Sejauh ini, nama-nama calon menteri masih dalam pertimbangan Prabowo, dan masyarakat masih menunggu pengumuman resmi terkait siapa saja yang akan membantu Prabowo dan Gibran dalam memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news