SPPG Masih Terbatas, Program MBG di Malang Baru Tersalurkan ke 18 Ribu Orang

Imbas Terbatasnya SPPG, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Malang sampai September ini baru bisa menjangkau 18 ribu penerima manfaat. (Aye)

Share

SUARAGONG.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Malang sampai September ini baru bisa menjangkau sekitar 18 ribu penerima manfaat. Jumlah itu ditopang oleh enam unit Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang saat ini sudah aktif beroperasi.

SPPG Terbatas, Program MBG Malang Masi Tersalur 18 ribu Penerima Manfaat

Idealnya, menurut perencanaan, dibutuhkan 85 dapur MBG yang tersebar di lima kecamatan Kota Malang agar program ini bisa merata. Namun realitanya, hingga September baru tujuh SPPG yang benar-benar berjalan, sementara sisanya masih dalam tahap persiapan.

Salah satu yang sudah aktif adalah SPPG Morse. Unit ini sanggup melayani sekitar 3.200 paket MBG untuk pelajar di sembilan sekolah wilayah Kecamatan Klojen dan sekitarnya.

“SPPG kami melayani sekitar 9 sekolah di wilayah Kecamatan Klojen dan sekitarnya,” jelas pendiri SPPG Morse, Makhrus Soleh, Kamis (11/9).

Baca Juga : Menteri Agama Tinjau Program MBG di Jombang

Kebutuhan MBG Ibu Hamil, Lansia dan Balita

Selain menyasar pelajar, pihaknya juga tengah mendata kebutuhan MBG untuk ibu hamil, lansia, dan balita non-PAUD. Kapasitas penuh SPPG Morse sendiri bisa menjangkau hingga 4.000 penerima manfaat, tapi untuk saat ini layanan masih fokus ke sekolah dengan jumlah sekitar 3.200 paket.

Setiap paket MBG yang dibagikan dipastikan sesuai standar gizi seimbang. Isinya terdiri dari protein, karbohidrat, sayur, buah, hingga susu.

“Seluruh proses sudah diverifikasi pemerintah sebelum izin operasional keluar. Dalam satu SPPG ada struktur lengkap mulai ketua, ahli gizi, accounting, sampai relawan,” terang Makhrus.

Program MBG ini juga disebut membuka lapangan kerja baru. Satu SPPG bisa menyerap hingga 50 tenaga kerja. Tak hanya itu, UMKM lokal juga ikut kebagian berkah karena bahan-bahan makanan dipasok langsung dari mereka.

“Jadi manfaatnya meluas, bukan hanya untuk siswa, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal,” pungkas Makhrus. (fat/Aye)