SUARAGONG.COM – Starbucks salah satu nama besar ini tengah memperbaiki kebijakan baru mengenai tempat nongkrongnya. Dalam aturan baru Starbucks mewajibkan para pelanggan membeli produknya untuk bisa duduk atau nongkrong di gerainya. Para penikmat Starbucks kini tak bisa lagi ‘nongkrong’ tanpa membeli kopi.
Aturan Baru Starbucks: Gak Beli, Gak boleh Nongkrong
Juru bicara Starbucks, Jaci Anderson, menjelaskan bahwa aturan ini bertujuan untuk memberikan prioritas kepada pelanggan yang melakukan pembelian. Anderson juga menyebut bahwa aturan serupa sudah diterapkan di banyak peritel lainnya.
“Kami ingin semua orang merasa diterima dan nyaman di gerai kami. Dengan menetapkan ekspektasi yang jelas, kami dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua pihak,” kata Anderson, melansir AP News, Minggu (19/1/2025). Kode etik tersebut memperingatkan bahwa pelanggar akan diminta meninggalkan gerai, dan pihak gerai dapat memanggil aparat hukum jika diperlukan. Starbucks juga memastikan bahwa karyawan akan mendapatkan pelatihan untuk menerapkan kebijakan baru ini.
Baca Juga : Starbucks PHK Karyawan Demi Pulihkan Keuangan Perusahaan
Pasca Insiden Starbucks Philadelphia
Kebijakan baru ini mencabut aturan yang diberlakukan pada 2018, setelah insiden penangkapan dua pria kulit hitam di Starbucks Philadelphia. Insiden tersebut memicu kecaman luas karena kedua pria itu hanya menggunakan ruang tanpa melakukan pembelian, sesuai kebijakan lokal saat itu.
Howard Schultz, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Starbucks, mengatakan ia tidak ingin ada yang merasa direndahkan karena ditolak akses. Namun, sejak aturan itu diberlakukan, muncul banyak laporan terkait perilaku tidak tertib bahkan berbahaya di gerai Starbucks.
Pada 2022, Starbucks menutup 16 gerai di AS, termasuk enam di Los Angeles dan enam di Seattle. Hal ini akibat masalah keamanan seperti penggunaan narkoba dan gangguan lain yang membahayakan para staf. Kebijakan baru ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan lebih aman bagi karyawan dan pelanggan starbuck.
Kebijakan tersebut juga menjadi bagian dari langkah CEO baru Starbucks, Brian Niccol, untuk membangkitkan kembali penjualan perusahaan. Niccol ingin mengembalikan suasana ramah dan nyaman khas kedai kopi komunitas yang selama ini menjadi ciri Starbucks. (aye)Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News