SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan menerima bantuan pendanaan dari Bank Dunia senilai Rp154 miliar untuk proyek pengendalian banjir. Antaranya di kawasan Jalan Bondowoso dan Jalan Sutoyo. Proyek tersebut dijadwalkan mulai dikerjakan pada Januari 2026. Setelah proses lelang yang direncanakan berlangsung pada Oktober 2025.
Bantuan Bank Dunia Rp154 Miliar: Proyek Pengendalian Banjir di Malang Mulai 2026
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menjelaskan, proyek tersebut merupakan program pemerintah pusat yang bersumber dari pendanaan Bank Dunia. Dalam pelaksanaannya, Pemkot Malang berperan sebagai penerima manfaat, sementara seluruh proses lelang dan penunjukan pelaksana proyek dilakukan oleh pemerintah pusat.
“Ini proyek pusat karena dananya dari Bank Dunia. Kita ketempatan saja sebagai penerima manfaat. Proses tendernya dimulai Oktober 2025,” ujar Wahyu.
Fokus Tangani Titik Rawan Banjir
Menurut Wahyu, bantuan tersebut dialokasikan khusus untuk menangani banjir yang selama ini kerap terjadi di sejumlah titik rawan di Kota Malang. Beberapa kawasan yang menjadi fokus penanganan antara lain Jalan Bondowoso, kawasan Bareng, hingga Jalan Galunggung.
“Ini berdasarkan usulan dari kita. Selama ini kawasan tersebut selalu banjir. Dengan adanya proyek ini, diharapkan persoalan banjir di sana bisa teratasi,” jelasnya.
Baca Juga : Proyek Drainase Suhat Ditarget Rampung Akhir 2025
Kajian Teknis Dilakukan Tim Khusus
Terkait teknis pelaksanaan proyek, termasuk penggunaan metode jacking, Wahyu menyebut akan ada tim khusus yang melakukan perhitungan serta kajian teknis secara mendalam sebelum proyek dimulai.
“Untuk jacking nanti ada tim tersendiri yang akan menghitung dan mengkaji secara teknis,” ucapnya.
Solusi Jangka Panjang Pengendalian Banjir
Pemkot Malang memastikan penanganan banjir di kawasan Jalan Bondowoso merupakan kewenangan pemerintah daerah. Melalui bantuan Bank Dunia tersebut, proyek pengendalian banjir ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi risiko genangan ari. Dan meningkatkan kenyamanan warga di wilayah terdampak. (fat/aye/sg)