Trump Murka! Langsung Beri Tiongkok Tarif 145 Persen

Trump naikkan tarif ke Tiongkok 145 persen (Ilustrasi oleh: Galih)

Share

SUARAGONG.COM – Baru saja setelah Tiongkok membalas tarif yang diberikan Donald Trump dengan memberlakukan tarif sebesar 84 persen, Trump langsung membalas lagi dengan menaikkan tarif yang semula 104 persen menjadi 145 persen! Kok bisa?

Alasan Trump Naikkan Tarif Jadi 145 Persen Buat Tiongkok

Adapun Gedung Putih sudah menjelaskan bahwa rincian tarif  tersebut adalah 125 persen untuk masuknya barang. Dan 20 persen untuk isu fentanyl yang dikenakan oleh Washington terhadap Beijing.

Baca Juga: Pasar Saham AS Melonjak, Tambah Nilai $3,5 Triliun Usai Penundaan Tarif Trump

Trump benar-benar serius terhadap Tiongkok karena upaya Tiongkok yang membalas dengan pengenaan tarif 84 persen setelah mulanya Trump memberikan tarif sebesar 104 persen kepada Tiongkok.

Reaksi Tiongkok atas Kenaikan Tarif Tersebut

Tiananmen merespon bahwa Tiongkok akan berjuang sampai akhir dalam melawan tarif dagang Donald Trump dan Amerika Serikat. Mereka sudah menyiapkan segalanya sejak Trump mengecualikan Tiongkok dalam program pemangkasan tarif yang berlangsung 90 hari.

Baca Juga: UE Resmi Setujui Balasan Dagang terhadap AS, Berlaku Mulai 15 April

Tiongkok juga akan membatasi perdagangan logam tanah jarang ke semua negara, dan membatasi perusahaan mereka untuk melakukan impor dan ekspor barang dari dan ke Amerika Serikat.

Dapat Merusak Tatanan Harga Perumahan di Amerika Serikat?

Adapun konflik dagang Amerika Serikat dan Tiongkok dapat merugikan AS dalam tatanan harga properti rumah dan tempat tinggal. Meskipun inflasi AS turun hingga 2,5 persen, harga properti diperkirakan akan naik drastis. Seiring dengan memanasnya konflik dagang AS dan Tiongkok.

Baca Juga: Trump Tunda Penerapan Tarif 90 Hari ke Puluhan Negara, Kecuali China

Menteri Dagang AS juga telah memperkirakan bahwa sebenarnya pengenaan tarif ini merupakan buying time. Agar negara-negara lain memperbanyak jumlah barang AS yang masuk ke negara mereka dan membuat AS lebih fokus pada produk sendiri. Meskipun begitu banyak pakar meragukan tindakan ini akan mengembalikan AS dari defisit perdagangan mereka.

Bagaimana menurutmu? Apakah AS akan sukses “menghantam” perekonomian Tiongkok, atau justru malah AS yang akan keok? (PGN)