Tuai Pro Kontra, Dedi Mulyadi Tetap Kirim Anak Nakal ke Barak Militer

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tetap bersikukuh jalankan program pendidikan karakter melalui pengiriman siswa bermasalah ke barak militer. (Pemerintah Jabar)

Share

SUARAGONG.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi tetap bersikukuh menjalankan program pendidikan karakter melalui pengiriman siswa bermasalah ke barak militer. Meski rencananya itu menuai kritik, Pro dan Kontra dari sejumlah pihak. Menurut Dedi, langkah ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih disiplin dan bertanggung jawab.

Dedi Mulyadi Akan Tetap Kirim Anak Bermasalah Ke Barak Militer

“Setiap perbuatan yang bertujuan demi kebaikan dan kebangsaan, nasionalisme di Indonesia itu sudah terbiasa,” ujar Dedi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, yang dikutip pada Senin (5/5/2025).

Dedi Mulyadi mengaku sudah akrab dengan kritik, bahkan kebencian, sejak masa jabatannya sebagai Bupati Purwakarta. Namun, ia menegaskan bahwa pemimpin harus tetap teguh dalam memegang prinsip dan gagasan yang diyakini demi kemajuan bangsa.

“Kalau jadi pemimpin itu harus seteguh batu karang. Kalau ada pemikiran dan gagasannya demi kebaikan bangsa, jangan pernah menyerah,” tegasnya.

Baca Juga : Gubernur Jabar Kirim 69 Siswa Nakal ke Barak Militer

Pendidikan Karakter Kerja Sama dengan TNI dan Polri

Program ini akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari daerah-daerah yang dinilai rawan kenakalan remaja. Dedi menyebut bahwa kerja sama dengan TNI dan Polri telah disiapkan. Nantinya, para siswa akan menjalani pendidikan karakter selama enam bulan di sekitar 30 hingga 40 barak militer yang telah disiapkan.

Baca Juga : Gubernur Jabar Sebut Pemain Mobile Legends Termasuk Siswa Nakal,

Kriteria Siswa Bermasalah

Kriteria siswa yang akan mengikuti program ini mencakup mereka yang sering tawuran, mabuk, kecanduan bermain game seperti Mobile Legends hingga larut malam, sering bolos sekolah, dan melakukan tindakan tidak hormat kepada orang tua maupun guru.

“Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main Mobile Legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore. Ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya,” ujar Dedi saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Dedi pun menyamakan perjuangannya dalam membentuk karakter anak bangsa dengan semangat para tokoh kemerdekaan.

“Dulu juga ketika bangsa ini dimerdekakan, banyak orang yang tidak punya keyakinan bahwa bangsa ini bisa merdeka,” tutupnya dengan optimisme. (Aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News