Tugu Biawak Wonosobo: Simbol Megah di Perbatasan Kabupaten

Tugu Biawak Wonosobo: Simbol Megah di Perbatasan Kabupaten (Ind/Pers)

Share

SUARAGONG.COM – Sebuah patung viral berbentuk biawak kini menjadi pusat perhatian masyarakat dan para pengguna jalur perbatasan Kabupaten Wonosobo. Patung realis karya seniman lokal Rejo Arianto ini berdiri gagah di atas sebuah batu besar, menampilkan pose khas dengan lidah menjulur yang mencuri perhatian. Dibangun dengan dana sebesar Rp50 juta, tugu ini kini menjadi ikon baru yang menyambut kedatangan para pelintas dan penyintas jalur Wonosobo.

Tugu Biawak Wonosobo: Rp 50 Juta Sudah Realistis

Berada di titik strategis yang menghubungkan perbatasan Wonosobo dengan wilayah sekitarnya, tugu biawak Wonosobo tidak hanya menarik dari segi visual, tetapi juga sarat makna. Biawak dipilih sebagai simbol kekuatan, daya tahan, dan kemampuan adaptasi, mencerminkan semangat warga Wonosobo yang hidup berdampingan dengan alam dan kondisi geografis pegunungan.

Dengan tinggi total sekitar dua meter, termasuk batu penyangga yang kokoh, dan panjang patung mencapai lebih dari tiga meter, tugu ini tampil mencolok namun tetap menyatu dengan lanskap sekitarnya. Pose lidah yang menjulur ke depan memberi kesan seolah biawak tersebut hidup dan menyapa setiap orang yang melintas. Gaya realis yang kuat menonjolkan detail anatomi seperti sisik, mata, dan tekstur kulit, menjadikan patung ini terasa hidup dan ekspresif.

Memakan Waktu Sebulan

Proses pembuatan tugu memakan waktu lebih dari sebulan dan melibatkan teknik tinggi dalam pengolahan bahan. Patung terbuat dari resin dengan penguatan logam ringan untuk menjamin ketahanan terhadap perubahan cuaca ekstrem, terutama mengingat Wonosobo berada di kawasan dataran tinggi yang sering berkabut dan dingin.

Tugu ini menjadi proyek gabungan antara komunitas seni, warga lokal, dan pemerintah daerah. Pendanaannya berasal dari dana gotong royong serta dukungan dari anggaran pemerintah setempat. Antusiasme masyarakat cukup tinggi sejak awal, mengingat belum banyak simbol visual yang kuat merepresentasikan Wonosobo sebagai gerbang wisata maupun jalur budaya.

Penempatan patung di kawasan perbatasan bertujuan menciptakan kesan pertama yang kuat bagi siapa pun yang masuk ke wilayah Wonosobo. Tugu ini menjadi semacam “penjaga gerbang” yang memberi nuansa khas lokal sebelum para pelintas memasuki pusat kota atau menuju kawasan wisata Dieng. Dengan desain yang menonjol dan narasi budaya yang kuat, keberadaan tugu ini diharapkan menambah daya tarik pariwisata sekaligus mempertegas identitas daerah.

Baca Juga : Viral Patung Penyu Sukabumi Terbuat dari Kardus

Ramai Diperbincangkan Warganet: Jadi Perbandingan!

Sejak diresmikan, tugu biawak langsung ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadi latar favorit untuk berfoto para pengunjung. Visualnya yang mencolok dan tidak biasa membuat banyak orang sengaja berhenti hanya untuk melihat lebih dekat atau mengabadikannya. Banyak warganet mengunggah foto dengan latar patung tersebut, menjadikannya viral sebagai landmark baru Wonosobo.

Seniman di balik karya ini, Rejo Arianto, dikenal sebagai perupa lokal yang fokus pada gaya realisme dan penciptaan bentuk-bentuk naturalistik. Keahliannya dalam menangkap detail visual hewan dan benda alam menjadikan tugu biawak ini sebagai salah satu karya monumental yang membawa seni ke ruang publik. Selain aspek teknis dan estetika, karya ini juga menyampaikan pesan simbolis. Menegaskan tentang bagaimana masyarakat Wonosobo menyambut setiap orang dengan kekuatan dan keteguhan. Sebagaimana karakter seekor biawak yang penuh daya tahan dan adaptif.

Pemerintah daerah kini tengah mengkaji pengembangan area sekitar tugu sebagai zona tematik. Di mana dapat dijadikan titik awal jalur wisata budaya atau alam. Penambahan fasilitas penunjang seperti papan informasi, area parkir, dan taman mini direncanakan untuk memperkuat peran tugu ini. Menjadikannya sebagai tempat pemberhentian dan edukasi.

Baca Juga : Gaes! Poles Ulang Warna Patung Lilin The Rock, Biar Tambah Cakep

Memperkuat Narasi Daerah

Keberadaan tugu biawak diharapkan menjadi pemicu lahirnya lebih banyak karya seni publik yang memperkuat narasi daerah. Selain sebagai penghias ruang, patung ini menjadi bentuk komunikasi visual antara wilayah dan pengunjung. Serta menjadi bukti bahwa seni bisa hadir sebagai elemen penting dalam pengembangan identitas daerah.

Dengan berdirinya tugu ini, Wonosobo kini memiliki landmark baru yang tak hanya mencolok secara visual. Tugu ini juga mengandung pesan kuat tentang penyambutan, kekuatan, dan daya hidup masyarakatnya. Dalam waktu singkat, patung biawak telah menjelma menjadi simbol ikonik yang siap menyapa siapa saja yang datang. Memberikan kesan mendalam, serta mengukuhkan Wonosobo sebagai daerah yang kaya akan kreativitas, budaya, dan jiwa gotong royong. (Ind/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News