Wacana Libur Sekolah Sebulan saat Ramadan: Masih Belum Dibahas

FT : Wamenag tegaskan, Wacana akan Libur sekolah Selama sebulan saat ramadan blum dibahas lebih lanjut oleh Pemerintah/sc : Lpt6/cnbc

Share

SUARAGONG.COM – Pada Akhir Februari 2025 ramadan akan di mulai. Terbesitlah sebuah wacana akan Libur sekolah Selama sebulan saat ramadan Tiba di tahun depan ini. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i mengungkapkan bahwa dirinya telah mendengar gagasan tersebut. Namun ia menjelaskan bahwa pihak pemerintah belum membahas lebih lanjut akan libur sebulan penuh ramadan tersebut.

Libur Sekolah Sebulan Saat Puasa: Belum Dibahas Resmi Oleh Pemerintah

Kami belum bahas, tapi wacananya kayaknya ada,” ujar Romo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/12/2024). Ia menegaskan bahwa wacana tersebut memang ada, namun belum menjadi agenda prioritas.

Wacana libur sekolah saat Ramadan sebenarnya sudah pernah disampaikan Prabowo Subianto. Di mana saat ia maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 bersama pasangannya, Sandiaga Uno. Saat itu, Sandi mengusulkan agar siswa diliburkan selama bulan Ramadan untuk memberikan kesempatan mengikuti kegiatan pesantren kilat. Serta mempererat hubungan keluarga.

Wacana libur sekolah saat Ramadan sebenarnya sudah pernah disampaikan Prabowo Subianto saat maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 bersama pasangannya, Sandiaga Uno. Saat itu, Sandi mengusulkan agar siswa diliburkan selama bulan Ramadan untuk memberikan kesempatan mengikuti kegiatan pesantren kilat serta mempererat hubungan keluarga.

“Saya waktu masih muda pernah merasakan libur saat Ramadan. Anak-anak saya yang sekolah di Al Azhar juga pernah menikmati libur sebulan penuh pada waktu itu,” ungkap Sandiaga dalam sebuah acara di Hotel Sultan Jakarta pada 15 Maret 2019 lalu.

Baca Juga : Puasa Sunnah Rajab 2025 Dimulai Kapan? Berikut Jadwalnya!

Perkuat Nilai Agama dan Karakter Yang Kuat

Menurut Sandi, libur Ramadan dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk memperdalam nilai-nilai agama dan membangun karakter yang kuat. “Ini bisa digunakan untuk pesantren kilat, mendekatkan diri dengan keluarga, serta menjauhkan anak-anak dari intensitas penggunaan gadget yang tinggi,” imbuhnya.

Meskipun wacana ini mendapatkan respons positif dari beberapa kalangan, penerapannya masih membutuhkan kajian mendalam terkait dampak pada kalender akademik dan efektivitas pendidikan. Pemerintah pun diharapkan segera memberikan kejelasan mengenai kebijakan ini, terutama menjelang Ramadan 2025 (aye).

Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News