Wisata Heritage Kota Probolinggo Dikunjungi Puluhan Wisman

Wisatawan mancanegara mengunjungi Gereja Merah, salah satu ikon heritage Kota Probolinggo yang dibangun sejak tahun 1862.

Share

SUARAGONG.COM – Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Kota Probolinggo dalam kegiatan bertajuk Journey Through Probolinggo Heritage, Selasa (28/10/2025). Mereka merupakan wisatawan kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Tembaga. Para turis diajak menikmati Wisata Heritage Kota Probolinggo, salah satunya yang paling ikonik Gereja Merah.

Penjelajahan Destinasi Bersejarah

Kunjungan dimulai dari SDK Mater Dei di Jalan Suroyo, salah satu bangunan cagar budaya yang masih kokoh berdiri. Kepala SDK Mater Dei, Yuliana Widyastuti, menjelaskan bahwa sekolahnya sudah terbiasa menerima turis asing.

Para siswa menampilkan permainan angklung sebagai bentuk penyambutan. Wisatawan antusias karena bisa ikut belajar memainkan alat musik tradisional tersebut.

Baca juga: Pemkot Probolinggo Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97 dan Haornas ke-42

Gereja Merah Ikon Wisata Heritage Kota Probolinggo

Usai dari SDK Mater Dei, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Gereja Merah atau GPIB Jemaat Immanuel Probolinggo yang dibangun tahun 1862. Feni, salah satu jemaat, menyebut bahwa di dalam gereja tersimpan berbagai peninggalan kuno seperti Alkitab berbahasa Belanda dan peralatan perjamuan asli era kolonial.

Keindahan arsitektur bergaya gotik dengan warna merah mencolok membuat wisatawan antusias mengabadikan momen di destinasi sejarah unggulan ini.

Baca juga: Wali Kota Probolinggo Terima Aspirasi LSM Harimau

Museum Probolinggo dan Promosi UMKM Lokal

Destinasi berikutnya adalah Museum Probolinggo di kawasan Jalan Suroyo. Di tempat ini, wisatawan dikenalkan pada koleksi sejarah kota sekaligus batik khas Probolinggo yang dibuat oleh pelaku UMKM lokal. Kolaborasi Disdikbud dan DKUP ini membuat wisata semakin bernilai budaya.

Baca juga: Komitmen Pelatihan Kerja Kota Probolinggo untuk Tingkatkan SDM

Harmoni Etnis di Tempat Ibadah Tri Dharma

Perjalanan berlanjut ke Tempat Ibadah Tri Dharma Probolinggo, sebuah lokasi yang merepresentasikan harmoni budaya masyarakat Tionghoa. Wisatawan melihat langsung ornamen tradisional dan filosofi spiritual yang masih dijaga hingga kini.

Bram, pendamping wisatawan, menuturkan bahwa kekayaan etnis menjadi daya tarik Probolinggo.

“Budaya Probolinggo itu unik sekali di pelabuhan ada Madura, di kota ada Katolik, Kristen, Cina, semuanya jadi satu,” ujarnya.

Baca juga: Pesan Gus Haris untuk Anak PMII

Potensi Community-Based Tourism di Probolinggo

Menurut Bram, keberagaman budaya dapat dikembangkan sebagai potensi wisata berbasis komunitas atau community-based tourism. Masyarakat lokal memegang peran penting dalam menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali potensi wisata warisan budaya mereka. (duh/dny)