Type to search

Peristiwa

24 Ekor Macan Tutul Tertangkap Kamera di TBNS

Share
Macan Tutul terekam kamera di Taman Bromo Tengger Semeru (TBNS), Terlihat 24 pasang macan tersebut sedang candid di depan kamera

SUARAGONG.COM – Macan Tutul terekam kamera di Taman Bromo Tengger Semeru (TBNS). Terlihat 2 pasang macan tersebut sedang candid di depan kamera. Diketahui bahwa pihak TBNS sedang melakukan penelitian untuk meneliti terkait populasi Macan Tutul Jawa. Dipasang sekitar 40 Pasang kamera perangkap di beberapa area TBNS pada akhir Desember 2024. Kamera dipasang di areal seluas 2 x 2 kilometer untuk meneliti populasi Macan Tutul jawa yang telah ditetapkan sebagai satwa liar langka.

Satwa Liar, Macan Tutul Jawa Tertangkap Kamera di TBNS 

Saat ini kata punah semakin mendekati Macan Tutul Jawa. Populasinya di alam liar semakin sedikit. Maka dari itu ia ditetapkan sebagai Satwa langkah yang dilindungi berdasarkan UU 134 Tahun 1931 tentang Perlindungan Binatang Liar.

Tanggapan dari Kepala balai Besar TBNS, Rudijanta Tjahja Nugraha menuturkan bahwa dari 40 titik kamera trap yang tersebar untuk penelitian dengan radius 4 kilometer persegi ternyata banyak yang diduga telah merekam keberadaan dari Macan Kumbang.

Ia juga mengungkapkan memang ada perbedaan postur dan pola hidup antara Macan Kumbang dengan Macan Tutul jawa ini. Persoalan ini tengah dikaji oleh tim dari Yayasan Sintas bersama petugas Balai Besar TNBTS lebih lanjutnya.

Baca Juga : Antrean Panjang Wisatawan dan Kemacetan di Gunung Bromo saat Libur Nataru

Terhitung 24 Ekor

Meski demikian, Rudijanta menyatakan berdasarkan hasil rekaman kamera trap yang terpasang sejak 2015 hingga Juni 2024 diketahui terdapat 24 ekor populasi Macan Tutul Jawa. Meski perlu kajian menggunakan aplikasi khusus. Dijelasakan lagi olehnya, bahwa Macan Kumbang itu memiliki pola yang berbeda, layaknya manusia, setiap individu mempunyai ciri berbeda.

“Polanya berbeda, itu kami ada langkah pendekatan dengan aplikasi, kalau memasang kamera 4 bulan bisa dilihat,” ungkapnya.

“Itu indikasi secara kasar (populasi) 24 itu, kami belum menyakini secara ilmiah. Tapi sebenarnya kalau survei terakhir terstruktur secara ilmiah bagaimana kami memilih area yang sudah tersampling atau sudah standar,” ujarnya. (Aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News 

 

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com